Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Gas Melon dan Tafsir Fiskal; Ketika Subsidi Menjadi Arena Politik Data

6 Oktober 2025   20:40 Diperbarui: 6 Oktober 2025   20:40 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Silang kata subsidi gas melon, Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal diolah dengan Copilot.Microsoft.AI 

Di balik tabung 3 kg, tersimpan silang tafsir antara dua menteri, dan pertaruhan besar atas akurasi, keberpihakan, dan keberanian fiskal.

Di tengah sorotan publik terhadap subsidi energi yang membengkak, dua menteri kabinet terlibat dalam silang narasi yang tak biasa. 

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Bahlil Lahadalia saling jawab soal harga keekonomian dan besaran subsidi LPG 3 kg, gas melon yang menjadi simbol subsidi rakyat kecil.

Purbaya: Subsidi Besar, Harga Asli Tinggi

Dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR RI, Purbaya memaparkan bahwa harga asli LPG 3 kg adalah Rp 42.750 per tabung, sementara masyarakat membayar Rp 12.750. Artinya, subsidi mencapai Rp 30.000 per tabung atau sekitar 70%. 

Menkeu menyebut subsidi LPG menyerap anggaran Rp 80,2 triliun dan dinikmati oleh 41,5 juta pelanggan.

Purbaya juga membeberkan harga asli dan subsidi untuk barang lain:

  • Solar: Rp 11.950 ->Rp 5.150  
  • Pertalite: Rp 11.700 ->Rp 10.000  
  • Minyak tanah: Rp 11.150 ->Rp 2.500  
  • Listrik 900 VA: Rp 1.800/kWh ->Rp 600/kWh  
  • Pupuk Urea & NPK: Rp 5.558 & Rp 10.791 ->Rp 3.308 & Rp 2.300

Pesan utamanya jelas: subsidi besar, tapi belum tentu tepat sasaran. Dan APBN harus menjadi alat transformasi, bukan sekadar mesin rutin.

Bahlil: Menkeu Salah Baca Data

Tak lama berselang, Bahlil merespons dengan nada yang cukup tajam. Ia menyebut Purbaya "mungkin salah baca data," dan menyarankan agar Menkeu yang baru menjabat itu mendapat masukan lebih utuh dari tim teknisnya.

"Saya kan udah banyak ngomong tentang LPG. Mungkin Menkeu-nya belum dikasih masukan oleh dirjennya dengan baik atau oleh timnya,"  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun