Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Jejak Suku dalam Rumah Gadang Minangkabau

30 September 2025   20:47 Diperbarui: 30 September 2025   20:47 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jejak Suku Minangkabau,  Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal diolah dengan Copilot.Microsoft.AI 

Di bawah atap gonjong rumah gadang, ketika sirih disusun untuk pasambahan dan suara talempong mengiringi langkah penghulu, terdengar nama-nama yang memanggil ingatan: Caniago, Bodi, Koto, Piliang, lalu deretan nama suku yang lebih kecil, namun sama berharganya. 

Nama-nama itu bukan sekadar sebutan; mereka adalah peta identitas, tempat hati pulang, dan adat bertumpu.

Artikel sederhana ini mengajak kita berjalan pelan di antara nama-nama itu: memahami apa yang dimaksud "suku" dalam konteks Minangkabau, menyingkap beberapa suku yang menonjol, lalu membaca bagaimana ragam suku ini menghadapi dunia modern, dengan analisis tajam tentang pentingnya menjaga keragaman dan langkah konkret yang bisa kita lakukan bersama.

Apa Itu "Suku" bagi Orang Minang?

Dalam masyarakat Minangkabau, suku (atau kaum) adalah kelompok kekerabatan yang diwariskan secara matrilineal, dari ibu kepada anak perempuan. 

Suku bukan semata klan darah; ia menjadi bingkai sosial yang mengatur hak atas tanah ulayat, penempatan di rumah gadang, fungsi adat, hingga posisi dalam musyawarah kaum.

Struktur asal suku, Sumber: File Merza Gamal 
Struktur asal suku, Sumber: File Merza Gamal 

Secara tradisi, ada empat suku besar yang menjadi fondasi: Koto, Piliang, Bodi, dan Caniago. Keempatnya kemudian bercabang menjadi puluhan, bahkan ratusan, suku yang berbeda antar nagari. 

Dua karakter sistem adat yang muncul dari kelompok-kelompok ini sering disingkat menjadi:

  • Koto-Piliang: sistem yang lebih hierarkis dan aristokratis, dipelopori oleh Datuk Ketumanggungan.
  • Bodi-Caniago: sistem yang lebih egaliter dan kolektif, dipelopori oleh Datuk Perpatih Nan Sabatang.

Kedua sistem ini tidak saling meniadakan, melainkan berdampingan sebagai dua tiang penyangga adat Minangkabau yang kompleks dan dinamis.

Mozaik Suku Minangkabau: Ragam yang Hidup

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun