Kita bisa pastikan bahwa suara rakyat tidak hanya terdengar, tapi juga terlihat dengan penuh martabat. Â
Di tengah arus informasi yang kerap membelokkan makna dan kepentingan, tugas kita bukan hanya menjadi pendengar pasif, melainkan penjaga integritas suara itu sendiri.Â
Ketika tuntutan rakyat disampaikan dengan jernih, maka tanggung jawab kita adalah memastikan bahwa implementasinya tidak terdistorsi oleh kepentingan sesaat. Â
Kini, bukan saatnya lagi kita menunggu perubahan dari atas. Kita adalah bagian dari denyut perubahan itu melalui pengawasan yang cermat, solidaritas yang tulus, dan keberanian untuk bersuara ketika keadilan mulai tergelincir. Â
Mari kita rawat suara rakyat sebagai warisan martabat bangsa. Bukan sekadar gema di ruang publik, tapi sebagai kompas moral yang menuntun arah kebijakan, menyentuh nurani, dan menghidupkan kembali harapan.Â
Karena ketika suara rakyat terlihat dengan penuh martabat, maka sejarah pun akan mencatat bahwa kita pernah memilih untuk peduli.
Penulis: Merza Gamal (Pemerhati Sosial Ekonomi Syariah, Â Anak Bangsa Pendukung Tuntutan Rakyat untuk Indonesia Emas)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI