KFC Indonesia kini berada di persimpangan: antara nostalgia masa kecil dan tuntutan etis masa kini. Top Brand Index 2025 menempatkan KFC di posisi teratas dengan skor 27,5%, menandakan masih ada loyalitas emosional.
Namun loyalitas ini tidak cukup untuk menghadapi gelombang kesadaran sosial yang menuntut transparansi, keberpihakan nilai, dan keberanian merek untuk bertransformasi. Reputasi bukan lagi sekadar soal rasa ayam goreng---ia soal narasi, nilai, dan keberanian untuk berubah.
Penutup: Dari Modal ke Makna
Berita Bisnis Indonesia Premium memberi harapan, tetapi harapan itu harus diuji dengan data dan konteks nyata di lapangan. FAST sedang berbenah, tetapi belum bebas dari tekanan finansial maupun reputasi.
KFC Indonesia perlu menjawab pertanyaan mendasar:
Apakah KFC hanya ingin bertahan sebagai waralaba global, ataukah berani menjadi merek yang berpihak pada nilai sosial dan kemanusiaan?
Modal dan efisiensi hanyalah langkah awal. Untuk benar-benar pulih, KFC harus merangkul narasi baru yang relevan dengan konsumen masa kini, narasi yang menyatukan rasa, nilai, dan kepercayaan.
Penulis: Merza Gamal (Advisor & Konsultan Transformasi Corporate Culture)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI