Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Jejak Rasa Bubur Sanpan dari Bengkulu dan Kepenasaran yang Tak Kunjung Usai

24 Agustus 2025   13:40 Diperbarui: 24 Agustus 2025   13:40 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kenangan Nikmatnya Bubur Sanpan di Bengkulu,  Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal

3. Campurkan tumisan ke dalam bubur, aduk rata.  

4. Sajikan hangat dengan taburan teri goreng, bawang goreng, dan daun bawang.

Penutup: Harapan yang Tak Pernah Padam

Meski Bubur Sanpan belum kembali hadir di meja sarapan saya, harapan itu belum padam. Saya percaya, rasa tak pernah benar-benar hilang, ia hanya bersembunyi di dapur yang tak terdokumentasi, di lidah masyarakat yang belum sempat menamai, atau di ingatan koki yang pernah menyajikannya dengan sepenuh hati.

Mungkin suatu hari, di sudut warung kecil di pesisir Bengkulu, atau di dapur rumah yang masih menyimpan tradisi laut, saya akan bertemu kembali dengan bubur itu. Entah dengan nama Sanpan, atau nama lain yang lebih akrab di telinga masyarakat setempat. 

Yang penting bukan namanya, tapi rasa yang senada rasa yang membawa kembali memori tentang laut, tentang pagi yang hangat, dan tentang jejak rasa yang pernah singgah.

Jika tak ada yang menemukannya, mungkin tugas saya adalah menghidupkannya kembali. Bukan sekadar sebagai resep, tapi sebagai narasi tentang rasa yang layak diarsipkan, tentang kuliner hotelistik yang punya hak untuk dikenang.

Dan, tentang bagaimana satu mangkuk bubur bisa menjadi pengingat bahwa identitas kuliner Indonesia tak hanya hidup di buku, tapi juga di lidah yang tak pernah berhenti mencari.

Penulis: Merza Gamal (Pensiunan Gaul Banyak Acara & Penjelajah Kuliner Nusantara)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun