Acara dimulai dengan bedah dua buku dimoderatori oleh jurnalis senior, Ibu Ery Siahaan, yang menggugah kesadaran publik:
1. Mempersiapkan Gen Alpha Memasuki Dunia Kerja Sejak Dini karya Merza Gamal, yang menyerukan reformasi ekosistem pendidikan dan pengasuhan agar lebih adaptif, reflektif, dan manusiawi.Â
Buku ini mengajak pembaca untuk tidak mengulang kesalahan generasi sebelumnya, dan membangun masa depan kerja yang sehat secara nilai dan struktur.Â
Data dari World Economic Forum menunjukkan bahwa 65% anak-anak yang masuk SD hari ini akan bekerja di bidang yang belum ada saat ini---menegaskan urgensi transformasi pendidikan.
2. Pariwisata Indonesia Harus Memupus Anggapan Turis Sebagai Calon Mangsa karya Syaiful W. Harahap, yang menyoroti praktik eksploitatif dalam industri pariwisata.Â
Ia mengajak kita untuk mengubah paradigma: dari melihat turis sebagai sumber uang semata, menjadi tamu yang dihormati dalam ekosistem budaya yang berkelanjutan.Â
Dalam konteks overtourism dan krisis etika pariwisata global, gagasan ini menjadi sangat relevan dan mendesak.
Diskusi lintas buku ini membuka ruang refleksi yang luas: tentang masa depan generasi muda dan masa depan pariwisata Indonesia.Â
Keduanya bertemu dalam satu titik: kemerdekaan adalah ketika kita mampu membangun sistem yang sehat, adil, dan berdaulat secara naratif.
Lomba-Lomba: Merayakan Kemerdekaan dengan Kegembiraan Kolektif
Setelah sesi reflektif, suasana berganti menjadi lebih riang. Komunitas KOPAJA71 menggelar berbagai lomba bertema kemerdekaan yang sederhana namun penuh makna: Estafet Sarung, Balap Kelereng, Memasukkan Benang ke Jarum Jahit, serta sesi Kuesioner yang menggugah pemikiran peserta tentang nilai-nilai kebangsaan dan refleksi pribadi.