Antara Harapan dan Realita Bank Syariah Matahari Â
Langkah Muhammadiyah dalam mengembangkan sistem keuangan syariah patut diapresiasi. Setelah sebelumnya ramai diperbincangkan tentang rencana mendirikan Bank Umum Syariah (BUS) Muhammadiyah, kini masyarakat justru dikejutkan dengan kenyataan bahwa yang berdiri baru sebatas Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS).
Di akhir Juni 2025, BPR Matahari Artadaya yang berada di bawah naungan Universitas Muhammadiyah Prof. DR. HAMKA (Uhamka) resmi dikonversi menjadi BPRS Matahari atau yang kini disebut Bank Syariah Matahari (BSM).Â
Konversi ini telah mendapatkan izin dari OJK dan diikuti dengan Surat Imbauan Nomor 124/HIM/I.0/C/2025 dari PP Muhammadiyah kepada seluruh unsur persyarikatan agar menempatkan Dana Pihak Ketiga (DPK) serta melakukan aktivitas transaksi keuangan melalui BSM.
Langkah ini tentu mengandung semangat besar dalam mewujudkan kemandirian ekonomi umat. Namun, tidak sedikit pihak yang merasa bahwa ini masih jauh dari ekspektasi awal.Â
Di tengah derasnya arus ekonomi syariah dan meningkatnya kesadaran keuangan umat, masyarakat Muhammadiyah sejatinya menanti berdirinya Bank Umum Syariah Muhammadiyah, bukan sekadar BPRS.
Harapan Masyarakat dan Sikap OJK
Sejak 2023, aspirasi untuk memiliki BUS Muhammadiyah terus menguat, terutama di kalangan anggota dan amal usaha persyarikatan.Â
Kehadiran sebuah BUS dianggap penting untuk menghimpun kekuatan ekonomi, menjaga prinsip-prinsip syariah, serta membentuk ekosistem keuangan yang sesuai dengan nilai dakwah Muhammadiyah.
Namun menurut Anwar Abbas, tokoh sentral di bidang ekonomi Muhammadiyah, belum ada rencana konkret untuk mendirikan BUS dalam waktu dekat. Alasannya cukup klasik: masalah permodalan, kesiapan jaringan, sistem IT, dan sumber daya manusia.Â
Padahal banyak kalangan menilai, dengan kekuatan aset amal usaha Muhammadiyah, tantangan tersebut seharusnya bisa dijawab secara bertahap dan terstruktur.
Dari sisi regulator, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae menyampaikan bahwa konversi BPR menjadi BPRS Matahari adalah langkah awal, yang ke depannya berpotensi menjadi cikal bakal penggabungan BPRS-BPRS Muhammadiyah lainnya hingga terbentuklah sebuah BUS. Namun hal ini masih bersifat jangka menengah dan penuh ketidakpastian.
Menutup Harapan atau Membuka Jalan?
Keberadaan BSM memang bisa menjadi instrumen awal dalam membangun kesadaran dan loyalitas finansial warga Muhammadiyah. Tapi di saat yang sama, penting juga untuk mengelola ekspektasi umat.Â
Jika memang belum saatnya mendirikan BUS, maka sebaiknya dijelaskan secara jujur dan terbuka kepada warga persyarikatan. Namun jika ada peluang dan kesiapan, maka langkah konsolidasi dan akselerasi harus segera dilakukan.