"Kalau tidak berani melangkah ke jurang, kita tidak akan pernah tahu bahwa sebenarnya kita punya sayap."
Begitu kira-kira pepatah yang menggambarkan perjalanan banyak bisnis besar dalam mengambil keputusan yang berisiko.Â
Salah satunya baru saja kita saksikan: Private Placement KFC Indonesia, di mana 'Sang Ayam' yang sedang limbung justru menemukan kekuatan baru lewat kolaborasi berani dengan 'Sang Mie'.
Namun, keberanian mengambil risiko bukan hanya milik mereka.Â
Di balik nama-nama besar yang kita kenal hari ini, selalu ada cerita tentang keputusan yang diambil di persimpangan---antara mundur karena takut gagal, atau maju dengan penuh keyakinan meski tak ada jaminan menang.
Tokopedia x Gojek: Merger Dua Raksasa, Satu Risiko Besar
Tahun 2021 menjadi saksi ketika dua unicorn Indonesia memutuskan bergabung menjadi satu entitas raksasa bernama GoTo Group.Â
Tokopedia, pionir e-commerce, dan Gojek, jagoan ride-hailing dan fintech, seolah menjawab tantangan kompetisi regional dengan langkah yang belum pernah dilakukan sebelumnya.
Risikonya?
- Integrasi dua budaya korporasi yang sangat berbeda.
- Ketidakpastian dari sisi operasional, teknologi, dan manajemen.
- Tekanan pasar untuk segera menunjukkan hasil dari sinergi yang kompleks.
Namun keputusan ini dilandasi data yang kuat: 86% pengguna Gojek juga berbelanja di Tokopedia. Artinya, ada basis pelanggan bersama yang siap untuk dirangkul lebih erat dalam satu ekosistem.Â
Kini, GoTo Group menjadi kekuatan dominan yang menyatukan belanja, transportasi, dan keuangan digital dalam satu genggaman.
Apple dan iPhone: Saat Dunia Belum Siap, Mereka Sudah Melangkah
Kembali ke tahun 2007. Saat itu, Apple dikenal sebagai produsen komputer dan pemutar musik iPod. Dunia belum membayangkan ponsel bisa menjadi "komputer kecil" yang selalu kita bawa. Namun, Steve Jobs punya pandangan berbeda. Ia menggabungkan iPod, ponsel, dan internet communicator dalam satu perangkat: iPhone.
Risikonya besar:
- Apple tidak punya pengalaman di industri telekomunikasi.
- iPhone harganya jauh lebih mahal dibanding ponsel lainnya.
- Jobs bahkan membunuh lini iPod secara tidak langsung.
Tapi keberanian itu terbayar. Kini iPhone menjadi penyumbang utama pendapatan Apple, bahkan menciptakan revolusi teknologi global yang menuntun kita ke era smartphone seperti sekarang.