Di tengah masifnya disrupsi digital yang menyeret penjualan buku cetak dan membuat toko-toko buku satu per satu gulung tikar, Gramedia justru melangkah ke arah sebaliknya.Â
Bukan dengan perlawanan, tetapi dengan transformasi penuh visi yang menyatukan buku, kopi, diskusi, dan ruang produktivitas menjadi satu kesatuan pengalaman.
Tepatnya di kawasan Melawai, Jakarta Selatan---tempat legendaris yang dikenal dengan lalu lintas pejalan kaki yang padat dan beragam komunitas urban---Gramedia menghadirkan konsep "Retail Experience".Â
Ini bukan sekadar renovasi fisik atau penataan ulang interior toko, tetapi sebuah upaya strategis yang mengangkat kembali peran toko buku sebagai ruang publik, tempat hidup gagasan, bukan sekadar rak-rak buku yang berdebu.
Dari Rak Buku ke Ruang Hidup: Menjawab Tantangan Zaman
Masyarakat modern, terutama generasi muda, tidak lagi sekadar mencari barang, mereka mencari pengalaman. Mereka ingin ruang yang hidup, estetik, produktif, dan inklusif---dan Gramedia Melawai menjawab semua itu.
Begitu melangkah ke dalam, pengunjung disambut oleh suasana hangat dan terbuka. Rak-rak buku dirancang rendah, memberi ruang pandang yang lapang.Â
Pencahayaan lembut dan dominasi material kayu menciptakan nuansa nyaman untuk berlama-lama. Di berbagai sudut, kita temukan:
- Zona diskusi komunitas, tempat berbagai event, bedah buku, dan talkshow digelar.
- Coworking space, untuk para freelancer, mahasiswa, dan pekerja remote yang ingin bekerja santai tapi produktif.
- Kedai kopi (Aloo Kopi) yang menggoda siapa pun untuk menyeruput espresso sembari membuka halaman-halaman literasi.
Toko buku ini telah berubah menjadi ruang hidup---tempat bertemunya pikiran, selera, dan interaksi sosial.
Retail Buku yang Instagramable dan Interaktif
Langkah Gramedia ini adalah bentuk keberanian dan kecerdasan dalam menjawab zaman. Toko buku kini tak lagi hanya tentang menjual buku, tapi tentang menjual pengalaman dan rasa keterhubungan.