Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Ketika Kaset Kembali Menjadi Medium Cinta di Era Digital

28 Mei 2025   20:56 Diperbarui: 28 Mei 2025   20:56 1253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Promo Kaset Album Nanon Korapat,  Sumber: Dokumentasi Merza Gamal dari akun @mynameisnanon 

Side B yang Membalik Waktu

Saya tertegun beberapa detik ketika menggulir media sosial dan menemukan sesuatu yang terasa begitu familiar sekaligus asing: sebuah kaset audio dengan tulisan tangan bertinta emas --- My Girl Side B. 

Bukan kaset lawas dari gudang masa kecil, melainkan rilisan baru dari Nanon Korapat, aktor dan penyanyi muda berbakat asal Thailand. Saya pun tergerak mengeklik video yang memperdengarkan lagu dari kaset itu. Suaranya tak sebening Spotify, tapi justru di situlah letak keajaibannya. 

Ada desis tipis, ada kehangatan analog yang tak tergantikan. Saya seperti dibawa kembali ke era di mana cinta dikemas dalam mixtape, dan pesan tersembunyi terselip di balik Side B.

Kaset dan Kenangan: Antara Pita Magnetik dan Potongan Hidup

Generasi saya tumbuh bersama suara kaset. Di akhir 70-an hingga 80-an, saya masih menenteng tape recorder besar dengan satu tangan, baterai besar di dalamnya membuat bobotnya seperti membawa radio pemancar. 

Lalu muncul era boombox stereo: makin besar, makin keren --- karena bisa dipamerkan di lapangan saat kongko atau piknik. 

Awal 90-an, walkman hadir seperti revolusi. Ukurannya kecil, bisa dikempit di pinggang atau diselipkan di tas kecil. Musik menjadi pribadi, seperti rahasia yang hanya kita dan earphone yang tahu.

Kemudian datang CD, lalu MP3, lalu iPod --- dan akhirnya segalanya menyatu dalam gawai di genggaman. 

Musik menjadi begitu mudah diakses, tapi perlahan juga kehilangan ritualnya. Tidak lagi ada momen memutar ulang kaset pakai pensil, atau merekam pesan suara di ujung lagu untuk kekasih yang tak berani kita telepon langsung.

Kaset: Dari Kamar Masa Lalu ke Etalase Masa Kini

Siapa sangka, di tengah laju dunia digital yang nyaris tanpa jeda, kaset --- media yang sempat ditinggalkan --- kembali mencuri perhatian. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun