Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Tantangan yang Semakin Berat di Hari Pendidikan Nasional

2 Mei 2025   17:32 Diperbarui: 2 Mei 2025   17:32 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi,  Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal diolah dengan Generative AI 

Setiap tanggal 2 Mei, kita memperingati Hari Pendidikan Nasional---sebuah momentum untuk mengingat jasa Ki Hajar Dewantara dan merenungkan kembali perjalanan pendidikan di negeri ini. Namun, peringatan tahun ini terasa berbeda. 

Di tengah semangat perubahan yang dibawa oleh pemerintahan baru Kabinet Merah Putih, pendidikan Indonesia kembali menjadi sorotan utama. Apakah kita benar-benar telah merdeka dalam belajar?

Dari Taman Siswa hingga Revolusi Digital

Lebih dari seabad lalu, Ki Hajar Dewantara mendirikan Taman Siswa sebagai bentuk perlawanan terhadap sistem pendidikan kolonial yang elitis. Ia menanamkan nilai-nilai kebebasan berpikir, kesetaraan, dan kemandirian dalam belajar. 

Nilai-nilai itu masih relevan hingga hari ini---terutama saat kita menatap masa depan pendidikan di tengah arus globalisasi dan teknologi digital.

Dalam lima tahun terakhir, program Merdeka Belajar yang diinisiasi oleh Menteri Nadiem Makarim mengubah banyak wajah pendidikan kita---menghapus Ujian Nasional, memberi keleluasaan pada guru dan murid, serta mendorong pembelajaran berbasis proyek dan konteks. Tapi kini, dengan terbentuknya Kabinet Merah Putih yang resmi dilantik Oktober 2024, arah kebijakan itu tampaknya akan mengalami pembaruan.

Kabinet Merah Putih dan Wajah Baru Pendidikan

Kabinet Merah Putih, yang dibentuk oleh Presiden Prabowo Subianto, menandai perubahan besar dalam struktur pemerintahan, termasuk di sektor pendidikan. Kini, pendidikan dikelola oleh dua kementerian yang terpisah:

  • Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, dipimpin oleh Abdul Mu'ti
  • Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, dipimpin oleh Brian Yuliarto

Langkah ini bisa dibaca sebagai strategi untuk lebih fokus menangani permasalahan khas di masing-masing jenjang. Tapi perubahan struktural ini juga mengundang pertanyaan: bagaimana nasib program-program sebelumnya? 

Akankah Merdeka Belajar tetap dilanjutkan, atau diganti dengan pendekatan baru yang sejalan dengan visi Prabowo-Gibran?

Masih Banyak PR di Depan Mata

Di balik segala perubahan dan inovasi, fakta di lapangan masih mengkhawatirkan. Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023 menunjukkan bahwa angka partisipasi sekolah (APS) anak usia 16-18 tahun masih berada di angka 77%, artinya 1 dari 4 remaja usia SMA belum bisa melanjutkan pendidikan. Sementara itu, di pelosok Indonesia, guru honorer masih berjibaku dengan keterbatasan gaji dan fasilitas.

Anak-anak saat mengikuti kelas alam terbuka, Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal
Anak-anak saat mengikuti kelas alam terbuka, Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal

Belum lagi tantangan literasi digital, pemerataan kualitas sekolah, dan ketimpangan antara sekolah negeri dan swasta. Semua itu menjadi cermin bahwa upaya mencerdaskan kehidupan bangsa belum sepenuhnya tuntas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun