Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Mengapa Ada Resistensi dan Menolak Konversi BPD menjadi Bank Umum Syariah di Daerah dengan Falsafah Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah

30 April 2025   20:50 Diperbarui: 2 Mei 2025   08:52 235
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi,  Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal diolah dengan Generative AI 

Sebaliknya, di Sumatera Barat, realitasnya jauh berbeda.
Meskipun falsafah "Adat Basandi Syarak" mengakar kuat, resistensi muncul dari berbagai arah. Tidak semua kepala daerah sepakat. Sebagian DPRD menilai konversi ini terlalu berisiko. Sebagian tokoh masyarakat justru mempertanyakan relevansi bank syariah dalam konteks ekonomi modern. Hasilnya: rencana konversi batal.

Sementara itu, provinsi lain --- Aceh dan Nusa Tenggara Barat (NTB) --- bergerak lebih cepat. Aceh bahkan menjadi provinsi pertama yang secara hukum mewajibkan seluruh perbankan di wilayahnya beroperasi berdasarkan prinsip syariah. NTB berhasil mengubah BPD-nya menjadi Bank Umum Syariah, membuka jalan untuk pengembangan ekonomi daerah berbasis nilai.

Menyaksikan semua itu, saya merenung:
Apakah ini sebuah ironi, atau justru cerminan cara pikir orang Minangkabau di kampung halaman yang terlalu modern pragmatis, hingga tak lagi melihat nilai filosofis di balik ekonomi syariah?

Atau mungkinkah ini ekspresi khas budaya Minang: selalu kritis, penuh perhitungan, enggan mengikuti arus tanpa telaah mendalam?

Apapun jawabannya, satu hal yang saya yakini: membangun bank syariah --- membangun ekonomi berbasis nilai --- tidak hanya butuh regulasi dan infrastruktur.
Ia membutuhkan kesadaran bersama akan pentingnya menempatkan etika, keadilan, dan kepercayaan sebagai dasar bertransaksi. Sebuah kesadaran yang mungkin butuh lebih banyak waktu untuk bertumbuh di tanah kelahiran saya ini.

Namun saya tetap optimistis.
Seperti arus sungai Batang Arau yang lambat tapi pasti mengalir ke laut, perjuangan membangun ekonomi syariah di Sumatera Barat, saya yakin, suatu hari akan menemukan jalannya.

Penulis: Merza Gamal (Pensiunan Bankir & Pemerhati Sosial Ekonomi Syariah)

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun