Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Setelah Medan, Matahari Tanjungpinang pun Tutup; Akankah Terus Meredup?

21 April 2025   15:30 Diperbarui: 21 April 2025   18:02 977
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Matahari Tanjungpinang tutup 1 Mei 2025, Sumber: Harian Kepri

Matahari bukan tanpa upaya. Perusahaan mencoba transformasi digital, memperkenalkan konsep toko baru yang lebih terkurasi dan stylish, serta mengembangkan platform belanja daring. Mereka juga mengadopsi pendekatan omnichannel agar pelanggan bisa berbelanja dengan lebih fleksibel, kapan saja dan di mana saja.

Meski begitu, medan persaingan saat ini jauh lebih berat dibanding satu dekade lalu. 

Konsumen kini dimanjakan dengan banyak pilihan---dari marketplace besar hingga ritel global seperti Uniqlo yang agresif menambah gerai. Gaya hidup masyarakat pun berubah; belanja bukan lagi rutinitas akhir pekan di mal, melainkan satu klik dari layar ponsel.

Masihkah Ada Harapan untuk Terbit Kembali?

Dulu, Matahari adalah ikon gaya hidup kelas menengah di Indonesia. Ia menyatu dengan denyut kota---menjadi tempat berkumpul, belanja, bahkan cuci mata. 

Kini, dengan tantangan di depan mata dan tekanan dari berbagai sisi, perjalanan bangkit Matahari bukan perkara mudah.

Namun dengan efisiensi biaya, strategi pemangkasan gerai yang tepat sasaran, serta fokus pada digitalisasi dan pengalaman pelanggan, selalu ada harapan untuk terbit kembali. Karena seperti namanya, Matahari --- meskipun redup, selalu punya peluang untuk menyinari kembali.

Opini Pribadi:

Sebagai seorang warga yang tumbuh bersama era kejayaan department store, saya merasakan sendiri romantisme yang ditawarkan oleh gerai seperti Matahari---bukan sekadar tempat belanja, tapi ruang sosial yang membentuk kenangan. 

Rasanya sayang jika kita membiarkan merek lokal legendaris ini tenggelam begitu saja di tengah arus digitalisasi global.

Transformasi memang tak terelakkan. Namun saya percaya, kekuatan brand lokal seperti Matahari bukan hanya pada barang dagangan, melainkan pada kedekatan emosional dengan pelanggan. 

Bila dapat menggandeng anak muda dengan pendekatan segar, menyentuh nilai lokal dalam pengalaman belanja modern, dan tetap adaptif dengan teknologi, Matahari bukan sekadar bisa bertahan---tapi bisa bangkit.

Karena dalam setiap senja yang redup, selalu tersimpan potensi fajar yang baru.

Penulis: Merza Gamal
Advisor & Konsultan Transformasi Corporate Culture

Terus Semangat!!! 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun