Matahari bukan tanpa upaya. Perusahaan mencoba transformasi digital, memperkenalkan konsep toko baru yang lebih terkurasi dan stylish, serta mengembangkan platform belanja daring. Mereka juga mengadopsi pendekatan omnichannel agar pelanggan bisa berbelanja dengan lebih fleksibel, kapan saja dan di mana saja.
Meski begitu, medan persaingan saat ini jauh lebih berat dibanding satu dekade lalu.Â
Konsumen kini dimanjakan dengan banyak pilihan---dari marketplace besar hingga ritel global seperti Uniqlo yang agresif menambah gerai. Gaya hidup masyarakat pun berubah; belanja bukan lagi rutinitas akhir pekan di mal, melainkan satu klik dari layar ponsel.
Masihkah Ada Harapan untuk Terbit Kembali?
Dulu, Matahari adalah ikon gaya hidup kelas menengah di Indonesia. Ia menyatu dengan denyut kota---menjadi tempat berkumpul, belanja, bahkan cuci mata.Â
Kini, dengan tantangan di depan mata dan tekanan dari berbagai sisi, perjalanan bangkit Matahari bukan perkara mudah.
Namun dengan efisiensi biaya, strategi pemangkasan gerai yang tepat sasaran, serta fokus pada digitalisasi dan pengalaman pelanggan, selalu ada harapan untuk terbit kembali. Karena seperti namanya, Matahari --- meskipun redup, selalu punya peluang untuk menyinari kembali.
Opini Pribadi:
Sebagai seorang warga yang tumbuh bersama era kejayaan department store, saya merasakan sendiri romantisme yang ditawarkan oleh gerai seperti Matahari---bukan sekadar tempat belanja, tapi ruang sosial yang membentuk kenangan.Â
Rasanya sayang jika kita membiarkan merek lokal legendaris ini tenggelam begitu saja di tengah arus digitalisasi global.
Transformasi memang tak terelakkan. Namun saya percaya, kekuatan brand lokal seperti Matahari bukan hanya pada barang dagangan, melainkan pada kedekatan emosional dengan pelanggan.Â
Bila dapat menggandeng anak muda dengan pendekatan segar, menyentuh nilai lokal dalam pengalaman belanja modern, dan tetap adaptif dengan teknologi, Matahari bukan sekadar bisa bertahan---tapi bisa bangkit.
Karena dalam setiap senja yang redup, selalu tersimpan potensi fajar yang baru.
Penulis: Merza Gamal
Advisor & Konsultan Transformasi Corporate Culture
Terus Semangat!!!Â