Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Foodie Pilihan

Antara Kenikmatan Makan Mewah dan Kelezatan Kuliner Nusantara; Pilihan yang Lebih Bermakna

28 Maret 2025   13:23 Diperbarui: 28 Maret 2025   13:49 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar ilustrasi, Sumber: Dokumentasi Merza Gamal diolah dengan Generative AI

Beberapa waktu lalu, viral sebuah struk pembayaran dari restoran mewah di Jakarta. Jumlah yang tercantum di sana sungguh mencengangkan---lebih dari satu miliar rupiah untuk satu kali makan beramai-ramai, sekitar 20 orang. 

Jika dihitung rata-rata, setiap orang dalam jamuan itu menghabiskan sekitar 50 juta rupiah untuk menikmati hidangan mewah seperti Beluga Caviar, steak premium, dan berbagai menu eksklusif lainnya.

Bagi sebagian orang, menikmati hidangan di restoran mewah adalah pengalaman tak terlupakan, apalagi jika menjadi bagian dari jamuan bisnis atau acara istimewa. Namun, bagi saya dan banyak orang lainnya, pengalaman kuliner sejati justru ditemukan di tempat-tempat sederhana namun kaya akan cita rasa dan nilai kebersamaan. 

Rumah Makan Minang, warung Tegal, atau restoran Jepang dengan konsep shabu-shabu dan yakiniku sepuasnya terasa lebih berkesan daripada duduk kaku di restoran mahal dengan aturan makan yang terkesan terlalu formal.

Mewahnya Beluga Caviar vs. Sederhananya Kuliner Nusantara

Salah satu menu yang membuat struk restoran tadi begitu mahal adalah Beluga Caviar, yang harganya bisa mencapai puluhan hingga ratusan juta rupiah per kilogram. Kaviar ini berasal dari telur ikan Beluga sturgeon yang langka dan hanya ditemukan di Laut Kaspia dan Laut Hitam. Dibutuhkan waktu belasan tahun bagi ikan ini untuk menghasilkan telur berkualitas tinggi, sehingga harganya melambung tinggi. 

Gambar ilustrasi, Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal diolah dengan Generative AI
Gambar ilustrasi, Sumber: Dokumentasi pribadi Merza Gamal diolah dengan Generative AI

Meskipun mewah dan memiliki rasa yang khas, bagi banyak orang, kenikmatan sesungguhnya lebih ditemukan dalam hidangan lokal seperti rendang Padang, soto Betawi, papeda khas Papua, atau ikan bakar Parape dari Makassar.

Tidak hanya lebih terjangkau, kuliner Nusantara juga memiliki kekayaan rasa dan filosofi yang mendalam. Setiap daerah memiliki hidangan khas yang mencerminkan sejarah dan budaya setempat. Misalnya, ikan arsik dari Sumatra Utara yang menjadi bagian dari tradisi Batak, atau rica-rica dari Manado yang terkenal dengan kepedasannya yang menggugah selera. Kuliner lokal bukan hanya sekadar makanan, tetapi juga cerminan identitas dan kebanggaan masyarakat setempat.

Lebih Bermakna: Kuliner Nusantara dan Perjalanan yang Mengesankan

Dengan dana yang sama, kita bisa melakukan perjalanan kuliner keliling Indonesia, menikmati keanekaragaman rasa dari Sabang sampai Merauke. Bayangkan dengan satu miliar rupiah, kita bisa mengunjungi Pulau Weh di Aceh untuk menikmati mie Aceh yang kaya rempah, lalu ke Bukittinggi mencicipi nasi kapau yang otentik. 

Dari sana, perjalanan bisa berlanjut ke Palembang dengan pempek khasnya, hingga ke Jawa menikmati gudeg Yogyakarta atau rawon khas Surabaya. Tak lupa, kita bisa menyelam di perairan Raja Ampat sambil menikmati papeda dan ikan kuah kuning yang segar.

Selain cita rasa, pengalaman kuliner Nusantara juga menghadirkan kisah-kisah menarik di balik setiap hidangan. Misalnya, bagaimana sate maranggi dari Purwakarta memiliki bumbu khas yang berbeda dari sate lainnya, atau bagaimana lawar dari Bali menjadi bagian penting dari upacara adat. Hal-hal inilah yang membuat perjalanan kuliner jauh lebih bermakna dibanding sekadar menikmati hidangan mewah di restoran bintang lima.

Kuliner Nusantara bukan hanya soal makanan, tetapi juga tentang budaya, sejarah, dan kehangatan interaksi sosial. Makan di warung sederhana sering kali menghadirkan pengalaman berbagi cerita dengan pemilik warung atau sesama pelanggan. Ini adalah sesuatu yang jarang ditemukan di restoran mewah dengan suasana yang kaku dan eksklusif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun