Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Buku The Fugitive dan Peran Pramoedya Ananta Toer dalam Sastra Indonesia

4 Februari 2025   20:38 Diperbarui: 4 Februari 2025   20:38 1012
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Koleksi Merza Gamal & Wikipidia (https://en-m-wikipedia-org)

Pramoedya Ananta Toer adalah salah satu sastrawan terbesar yang pernah dimiliki Indonesia.  Namanya melekat dalam sejarah sastra Indonesia berkat karya-karyanya yang tajam, penuh makna, dan sarat dengan kritik sosial.

Salah satu karyanya yang paling representatif adalah The Fugitive, versi bahasa Inggris dari novel Perburuan. Versi Indonesia pertama kali diterbitkan oleh Balai Pustaka pada tahun 1950, sebelum Pramoedya dijebloskan ke penjara oleh pemerintah Indonesia.

Menariknya, novel yang berlatar belakang Blora di masa pendudukan Jepang pada Perang Dunia II ini ditulis ketika Pramoedya berada di penjara Bukit Duri dari tahun 1947 hingga 1949 karena perannya dalam revolusi Indonesia. The Fugitive pertama kali diterbitkan dalam bahasa Inggris pada tahun 1975 oleh Penguin Books.

Ditulis dalam kondisi yang penuh tekanan, novel ini tidak hanya menjadi bukti ketajaman imajinasi Pramoedya tetapi juga menunjukkan kedalaman komitmennya terhadap perjuangan bangsanya.

Ringkasan The Fugitive

The Fugitive adalah kisah tentang seorang pemuda bernama Raden Hardo, seorang pejuang yang terpaksa hidup dalam pelarian setelah pemberontakan melawan penjajah gagal. Latar waktu cerita ini sangat penting karena berlangsung pada malam menjelang kemerdekaan Indonesia, yaitu 16 Agustus 1945.

Hardo harus menghadapi kejaran dari mantan rekan-rekannya sendiri, terutama seorang komandan militer yang ingin menangkapnya. Dalam perjalanan pelariannya, Hardo bertemu dengan berbagai tokoh, termasuk ayahnya sendiri, yang semakin mempertegas pergulatan batinnya antara harapan dan keputusasaan.

Di balik kisah pelariannya, novel ini menyiratkan konflik besar dalam sejarah Indonesia, khususnya pemberontakan PETA (Pembela Tanah Air) di Blitar pada Februari 1945. Pemberontakan ini menjadi salah satu perlawanan terbesar terhadap pendudukan Jepang sebelum Indonesia akhirnya merdeka.

Pramoedya menggambarkan bagaimana perjuangan melawan penjajah tidak hanya menimbulkan penderitaan fisik, tetapi juga mengoyak hubungan antarmanusia dan memunculkan dilema moral yang mendalam.

Analisis dan Makna Karya

Salah satu keunggulan The Fugitive adalah kemampuannya menggabungkan sejarah, politik, dan unsur budaya tradisional Jawa, terutama dalam kaitannya dengan wayang dan Mahabharata.

Hardo memiliki banyak kesamaan dengan Arjuna, sosok pahlawan dalam dunia pewayangan yang harus menyamar sebagai pertapa demi kelangsungan perjuangan. Sementara itu, sahabatnya, Dipo, mencerminkan karakter Bima yang kuat dan penuh ketegasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun