Pramoedya Ananta Toer adalah salah satu sastrawan terbesar yang pernah dimiliki Indonesia. Â Namanya melekat dalam sejarah sastra Indonesia berkat karya-karyanya yang tajam, penuh makna, dan sarat dengan kritik sosial.
Salah satu karyanya yang paling representatif adalah The Fugitive, versi bahasa Inggris dari novel Perburuan. Versi Indonesia pertama kali diterbitkan oleh Balai Pustaka pada tahun 1950, sebelum Pramoedya dijebloskan ke penjara oleh pemerintah Indonesia.
Menariknya, novel yang berlatar belakang Blora di masa pendudukan Jepang pada Perang Dunia II ini ditulis ketika Pramoedya berada di penjara Bukit Duri dari tahun 1947 hingga 1949 karena perannya dalam revolusi Indonesia. The Fugitive pertama kali diterbitkan dalam bahasa Inggris pada tahun 1975 oleh Penguin Books.
Ditulis dalam kondisi yang penuh tekanan, novel ini tidak hanya menjadi bukti ketajaman imajinasi Pramoedya tetapi juga menunjukkan kedalaman komitmennya terhadap perjuangan bangsanya.
Ringkasan The Fugitive
The Fugitive adalah kisah tentang seorang pemuda bernama Raden Hardo, seorang pejuang yang terpaksa hidup dalam pelarian setelah pemberontakan melawan penjajah gagal. Latar waktu cerita ini sangat penting karena berlangsung pada malam menjelang kemerdekaan Indonesia, yaitu 16 Agustus 1945.
Hardo harus menghadapi kejaran dari mantan rekan-rekannya sendiri, terutama seorang komandan militer yang ingin menangkapnya. Dalam perjalanan pelariannya, Hardo bertemu dengan berbagai tokoh, termasuk ayahnya sendiri, yang semakin mempertegas pergulatan batinnya antara harapan dan keputusasaan.
Di balik kisah pelariannya, novel ini menyiratkan konflik besar dalam sejarah Indonesia, khususnya pemberontakan PETA (Pembela Tanah Air) di Blitar pada Februari 1945. Pemberontakan ini menjadi salah satu perlawanan terbesar terhadap pendudukan Jepang sebelum Indonesia akhirnya merdeka.
Pramoedya menggambarkan bagaimana perjuangan melawan penjajah tidak hanya menimbulkan penderitaan fisik, tetapi juga mengoyak hubungan antarmanusia dan memunculkan dilema moral yang mendalam.
Analisis dan Makna Karya
Salah satu keunggulan The Fugitive adalah kemampuannya menggabungkan sejarah, politik, dan unsur budaya tradisional Jawa, terutama dalam kaitannya dengan wayang dan Mahabharata.
Hardo memiliki banyak kesamaan dengan Arjuna, sosok pahlawan dalam dunia pewayangan yang harus menyamar sebagai pertapa demi kelangsungan perjuangan. Sementara itu, sahabatnya, Dipo, mencerminkan karakter Bima yang kuat dan penuh ketegasan.