Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Apakah Masih Penting Menyusun Resolusi Pribadi Menyongsong Tahun Baru 2024?

15 Desember 2023   20:33 Diperbarui: 15 Desember 2023   20:45 244
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Saat ini sudah pertengahan Desember 2023, sebentar lagi akhir tahun tiba, dan tahun baru 2024 pun menjelang. Seperti kebiasaan kita dari dulu, menjelang akhir tahun kita sibuk menyusun resolusi pribadi. Namun, seringkali, resolusi yang kita buat pada awal tahun jauh dari realitas.

Apakah Anda sudah menyusun Kaleidoskop 2023? Apakah hasilnya sesuai dengan resolusi yang Anda susun di akhir tahun lalu? Lantas, seberapa pentingkah tradisi menyusun resolusi pribadi dalam menyongsong tahun baru 2024?

Sebelum kita membahas lebih lanjut, marilah kita memahami apa itu resolusi. Berdasarkan definisi dalam Kamus Cambridge, resolusi tahun baru didefinisikan sebagai janji yang dibuat pada diri sendiri untuk memulai sesuatu yang baik dan menghentikan kebiasaan buruk mulai dari hari pertama di tahun baru.

Unsur yang menarik dari definisi tersebut adalah kata "janji." Saya teringat petuah guru-guru di masa sekolah dasar yang mengajarkan bahwa janji yang diingkari sama saja dengan mengkhianati.

Pada dasarnya, menyusun resolusi merupakan usaha untuk mendorong diri kita menuju perubahan positif. Namun, banyak dari kita cenderung terjebak dalam menyusun resolusi yang terlalu ambisius dan sulit dicapai.

Penetapan resolusi yang tidak realistis dapat membawa dampak negatif pada perasaan bersalah, kehilangan motivasi, dan bahkan menyalahkan diri sendiri ketika target tidak terpenuhi. Resolusi yang terlalu memaksakan diri hanya terlihat bagus di atas kertas.

Dalam kehidupan sehari-hari, resolusi tersebut hanyalah kata-kata yang sulit diperjuangkan. Masing-masing dari kita memiliki kepribadian dan keadaan yang berbeda, sehingga penting untuk menganalisis dan mengevaluasi apa yang dapat berhasil untuk diri kita.

Mulailah secara bertahap, kerjakan dengan mantap, dan setelah tercapai, kita selalu memiliki tahun baru untuk resolusi baru atau yang lebih baik.

Resolusi yang tidak realistis seringkali berujung pada rasa malu dan perasaan bersalah karena tidak mampu mencapainya. Kita cenderung menyalahkan diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita ikut menyalahkan kita.

Menyalahkan diri ketika resolusi kita tidak tercapai dapat merusak kemauan dan kepercayaan diri, membuat kita kehilangan motivasi, bahkan hingga menghapus resolusi karena merasa tidak mampu memenuhinya.

Langkah Bijak Menuju Resolusi yang Sukses

Mengapa banyak orang merasa sulit mencapai resolusi mereka? Salah satu penjelasannya dapat ditemukan dalam psikologi perilaku. Resolusi yang tidak terealisasi seringkali terkait dengan kecenderungan kita untuk menunda-nunda tindakan.

Proses pembelajaran dan perubahan kebiasaan memerlukan waktu dan konsistensi. Dengan menetapkan tujuan yang realistis, kita dapat terlibat dalam proses pembelajaran tanpa perlu terburu-buru atau merasa terlalu ditekan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun