Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Andaikan Rasulullah Bertamu ke Rumah Kita Malam Ini

27 September 2023   20:27 Diperbarui: 27 September 2023   20:54 517
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokumentasi Merza Gamal

Bayangkan jika, dengan izin Allah, tiba-tiba Rasulullah Muhammad SAW muncul dan mengetuk pintu rumah kita hari ini, tepat di malam peringatan Maulid Nabi.

Beliau datang dengan senyuman lembut di wajahnya, dan kita tentu akan sangat terkejut dan bahagia. Kita akan segera memeluknya erat dan mengundangnya masuk ke dalam rumah kita. Kemudian, kita mungkin akan memintanya untuk menginap beberapa hari di sini, menandakan kerinduan kita untuk mendekatkan diri kepada beliau.

Namun, mungkin saja kita harus memintanya menunggu sebentar di depan pintu karena kita teringat akan berbagai tontonan di berbagai platform di berbagai peralatan canggih milik kita yang mungkin tidak pantas kita tonton bersama Rasulullah dalam malam yang suci ini.

Beliau tentu akan tetap tersenyum dan mengerti...


Atau mungkin kita sadar ada gambar-gambar yang tidak pantas di ruang tamu kita, sehingga kita harus segera menyembunyikannya. Kita akan memindahkan buku-buku atau barang-barang yang mungkin akan membuat Rasulullah merasa tidak nyaman.

Ini adalah langkah konkret kita dalam membersihkan hati kita dari segala sesuatu yang bisa mengganggu hubungan kita dengan Rasulullah.

Beliau tentu akan tetap tersenyum...

Bagaimana jika Rasulullah benar-benar setuju untuk menginap di rumah kita? Kita mungkin akan merasa malu karena tidak mengenalinya dengan baik. Kita mungkin merasa terhina karena tidak menghafal Shalawat yang seharusnya kita ucapkan padanya.

Barangkali kita baru teringat bahwa kita lebih hapal lagu-lagu terkini daripada menghapal Shalawat bagi Rasulullah SAW. Ini adalah saatnya untuk merenungkan dan memperdalam pengetahuan kita tentang beliau, serta menguatkan koneksi spiritual kita.

Beliau pasti akan tetap tersenyum...

Kita mungkin merasa malu karena tahu lebih banyak tentang selebriti dan acara live streaming para influencer daripada tentang sejarah dan ajaran Rasulullah. Kita mungkin harus berusaha keras untuk menjadikan salah satu kamar sebagai tempat shalat, dan itu akan membuat kita merasa tidak siap.

Namun, ini adalah peluang kita untuk mulai mengubah kehidupan kita, dengan menempatkan agama di tengah perhatian utama kita.

Beliau pasti akan tetap tersenyum...

Apakah kita merasa malu karena keluarga kita tidak aktif pergi ke masjid, atau karena kita lebih sering menghabiskan waktu dengan hiburan dunia ketimbang ibadah. Mungkin kita merasa malu karena kita jarang membaca Al Quran atau karena kita tidak tahu banyak tentang tetangga-tetangga kita.

Ini adalah saatnya untuk memperbaiki prioritas kita, memperkuat hubungan dengan Allah, dan menjadi lebih baik dalam mendukung sesama.

Beliau pasti akan tetap tersenyum...

Kita mungkin akan malu jika Rasulullah bertanya tentang nama tukang sampah dan penyapu jalan yang selalu lewat di depan rumah kita atau tentang penjaga masjid di lingkungan kita. Ini adalah saatnya untuk menghargai semua orang yang berjasa dalam kehidupan kita, tanpa memandang status sosial mereka.

Senyumnya mungkin akan tetap ada, tapi kali ini mungkin penuh dengan pengertian dan penyesalan.

Bayangkan jika Rasulullah tiba-tiba muncul di depan rumah kita pada malam peringatan Maulid Nabi ini. Apa yang akan kita lakukan?

Masihkah kita dengan tulus memeluknya dan mengizinkannya masuk ke dalam rumah kita? Ataukah, dengan berat hati, kita menolaknya karena merasa malu dan tidak siap?

Semoga momen Maulid Nabi Muhammad SAW kali ini menjadi titik awal bagi kita untuk merenungkan kembali nilai-nilai Islam dalam kehidupan kita sehari-hari.

Semoga kita selalu berusaha untuk menjalani kehidupan yang lebih mendekatkan diri kepada-Nya, dengan pikiran yang terbuka dan mulut yang bertutur kata dengan baik, serta dengan usaha sungguh-sungguh untuk menghindari segala bentuk kejahatan.

Semoga kita bisa menjadikan momen ini sebagai pendorong untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah dan menjalani kehidupan yang lebih baik di mata Rasulullah di malam peringatan yang suci ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun