Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Membentuk Ulang Perekrutan dengan Teknologi Generative Artificial Intelligence

27 Juni 2023   10:36 Diperbarui: 27 Juni 2023   10:46 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: McKinsey Media

Perekrutan adalah aspek penting dalam Sumber Daya Manusia (SDM) yang melibatkan penyaringan dan pemilihan kandidat yang tepat untuk posisi yang tersedia. Namun, dengan kemajuan teknologi, terutama dalam bidang kecerdasan buatan (AI), cara tradisional perekrutan mengalami perubahan yang signifikan.

Pada bulan April 2023, CNBC melaporkan bahwa asisten Generative AI dapat membantu dalam tugas-tugas rutin di bidang Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam proses rekrutmen, chatbot yang dirancang dengan baik dapat membantu menyaring dan memprioritaskan kandidat, serta menjadwalkan wawancara kerja. Mereka juga dapat menangani pertanyaan wawancara tahap awal, seperti pertanyaan tentang ekspektasi gaji. 

Setelah karyawan baru dipekerjakan, chatbot dapat digunakan untuk mempercepat proses perusahaan dan membantu karyawan menjelajahi peluang pengembangan karier mereka.

Seiring dengan perkembangan ini, pada bulan yang sama, BBC melaporkan bahwa dalam dunia di mana setiap kandidat pekerjaan dapat menggunakan Generative AI untuk membuat surat lamaran yang sempurna, perusahaan mungkin lebih mengandalkan situs jejaring karier dan profil media sosial untuk menilai pelamar. 


Generative AI dapat membantu dalam menyusun penilaian yang lebih menyeluruh untuk melihat apakah seorang kandidat cocok dengan lowongan tertentu. Perekrut yang berwujud manusia, kemungkinan akan menghabiskan sebagian besar waktunya untuk melakukan wawancara tatap muka yang menentukan apakah kandidat yang memenuhi syarat tersebut juga cocok secara budaya dengan perusahaan. 

Pada bulan Juni 2023, McKinsey on Point melaporkan bahwa Generative AI memiliki potensi untuk mengambil alih sebagian besar pekerjaan administrasi hafalan yang digunakan dalam rekrutmen, evaluasi, dan pengembangan karyawan. 

AI juga dapat membantu dalam upaya diversifikasi tenaga kerja dengan kemampuannya dalam mengidentifikasi lamaran kerja yang mencantumkan keterampilan khusus yang dibutuhkan oleh suatu pekerjaan. Hal ini membebaskan pemberi kerja dari hanya mengandalkan kredensial dan gelar sebagai proksi untuk menilai keahlian seseorang. 

Secara keseluruhan, perkembangan Generative AI dalam bidang Sumber Daya Manusia telah membantu mempercepat dan meningkatkan efisiensi proses rekrutmen, evaluasi karyawan, dan pengembangan karier. AI juga dapat membantu perusahaan dalam melakukan penilaian yang lebih menyeluruh terhadap pelamar, serta membantu dalam upaya diversifikasi tenaga kerja.

Salah satu pendekatan perekrutan yang menjanjikan adalah menggunakan teknologi Generative AI. Teknologi ini dapat memberikan dampak positif dalam beberapa aspek perekrutan, membantu mengoptimalkan waktu dan sumber daya SDM. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi dua cara penting di mana teknologi Generative AI dapat membentuk ulang proses perekrutan.

Pertama, teknologi Generative AI dapat membantu manajer dalam menulis persyaratan kerja yang lebih baik. Algoritma dan model Generative AI dapat menarik keterampilan yang spesifik dan dibutuhkan untuk berhasil dalam suatu pekerjaan. Ini bukan berarti manajer tidak lagi perlu memeriksa produk akhir. 

Peran manusia tetap penting dalam memastikan persyaratan kerja yang baik. Namun, dengan bantuan teknologi Generative AI, manajer dapat mengoptimalkan kecepatan dan kualitas dalam menyusun  cocok secara budaya dengan perusahaan.

Selanjutnya, teknologi Generative AI juga dapat membantu personalisasi kandidat. Dalam perekrutan dengan jumlah pelamar yang besar, sulit untuk memberikan pengalaman personalisasi kepada setiap kandidat. 

Namun, dengan memanfaatkan teknologi Generative AI, organisasi dapat menyertakan lebih banyak informasi yang disesuaikan tentang kandidat, pekerjaan, dan peluang karier yang mungkin tersedia. Teknologi ini memungkinkan proses personalisasi yang mudah dan cepat, meningkatkan efisiensi dan pengalaman pelamar.

Namun, seperti teknologi lainnya, penggunaan Generative AI dalam perekrutan juga memiliki risiko yang perlu diperhatikan. Salah satu risikonya adalah peningkatan bias. Teknologi generatif bekerja berdasarkan data yang dimasukkan ke dalamnya. 

Oleh karena itu, tim SDM harus berhati-hati dalam memilih dan mempersiapkan data yang digunakan oleh AI. Audit data diperlukan untuk mengidentifikasi dan mengatasi bias yang mungkin ada dalam data tersebut.

Selain itu, validasi dan pemantauan kontinu diperlukan dalam penggunaan Generative AI. Penting untuk memastikan bahwa algoritma dan model yang digunakan telah melalui validasi yang memadai dan terus dipantau untuk mengidentifikasi dan menangani masalah atau bias yang mungkin muncul seiring dengan penggunaannya.

Ketika menggunakan teknologi Generative AI dalam perekrutan, transparansi dan akuntabilitas juga harus diperhatikan. Kandidat, karyawan, dan pemangku kepentingan lainnya harus diberikan penjelasan tentang bagaimana teknologi Generative AI digunakan dalam proses perekrutan, termasuk bagaimana data dikumpulkan, digunakan, dan disimpan. Mereka juga harus diberikan pemahaman yang jelas tentang kebijakan privasi dan keamanan yang terkait dengan penggunaan teknologi ini.

Selain itu, perlu ada mekanisme yang memungkinkan kandidat untuk memberikan umpan balik dan pengaduan terkait penggunaan teknologi Generative AI dalam proses perekrutan. Ini akan memastikan bahwa keputusan yang dibuat berdasarkan teknologi ini tetap adil, transparan, dan akuntabel.

Seiring dengan kemajuan teknologi Generative AI, ada kebutuhan untuk menggabungkan kecerdasan manusia dan kecerdasan buatan. Manajer dan tim SDM harus tetap menjadi manusia yang terlibat dalam proses perekrutan, memastikan bahwa persyaratan pekerjaan dan keputusan akhir berlandaskan nilai-nilai inti dan budaya perusahaan.

Kesimpulannya, teknologi Generative AI menawarkan potensi yang signifikan dalam membentuk ulang proses perekrutan, meningkatkan efisiensi dan personalisasi. Namun, penggunaannya harus dilakukan dengan hati-hati dan mempertimbangkan manfaat serta risikonya. 

Dalam mengadopsi teknologi ini, penting untuk memperhatikan transparansi, validasi, pemantauan, dan akuntabilitas. Dengan pendekatan yang tepat, teknologi Generative AI dapat menjadi alat yang kuat dalam memperkuat proses perekrutan dan meningkatkan pengalaman pelamar serta keberhasilan organisasi.

Sebagai penutup, perlu diingat bahwa teknologi Generative AI adalah alat yang dapat membantu memperbaiki dan mempercepat proses perekrutan. Namun, tetaplah mengingat bahwa keputusan akhir dalam perekrutan haruslah berlandaskan pada penilaian yang holistik, termasuk aspek-aspek seperti nilai-nilai budaya, kemampuan interpersonal, dan kecocokan dengan tim kerja.

Teknologi Generative AI dapat menjadi mitra yang berharga bagi tim SDM dalam menyelesaikan tugas-tugas rutin dan meningkatkan efisiensi, sehingga mereka dapat lebih fokus pada aspek-aspek strategis dalam manajemen SDM. 

Namun, kolaborasi antara manusia dan AI tetaplah penting, dengan manusia memainkan peran yang tak tergantikan dalam memahami konteks, nilai-nilai perusahaan, dan memastikan keputusan yang diambil adalah yang terbaik bagi organisasi dan individu yang terlibat.

Dengan pendekatan yang hati-hati, penggunaan teknologi Generative AI dalam perekrutan dapat memberikan manfaat yang signifikan. Hal ini dapat meningkatkan kesempatan bagi kandidat yang tepat untuk memperoleh pekerjaan yang sesuai, serta memperkuat efisiensi dan keberhasilan perusahaan. 

Dengan pemahaman yang matang tentang manfaat dan risiko teknologi ini, serta penggunaannya dengan prinsip etika dan keadilan, kita dapat membentuk masa depan perekrutan yang lebih cerdas, inklusif, dan berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun