Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Menuntut Ilmu, Rendah Hati, dan Menggunakan Ilmu untuk Kebaikan

2 Juni 2023   03:30 Diperbarui: 2 Juni 2023   03:34 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Dokumen Merza Gamal

Selain menuntut ilmu dan rendah hati, kisah ini juga mengajarkan kita untuk menggunakan ilmu yang kita peroleh untuk kebaikan. Nabi Khidir menggunakan ilmunya untuk melakukan tindakan-tindakan yang mendatangkan manfaat dan kebaikan dalam jangka panjang. Beliau mengajarkan bahwa pengetahuan yang kita peroleh harus digunakan untuk membantu dan melayani sesama manusia serta menciptakan perubahan positif dalam masyarakat.

Sebagai hamba Allah, kita memiliki tanggung jawab moral untuk menggunakan ilmu kita dengan bijaksana dan bertanggung jawab demi kemaslahatan umat manusia dan memperoleh keridhaan Allah. Kita harus menggunakan pengetahuan kita untuk memerangi ketidakadilan, memberikan bantuan kepada yang membutuhkan, menyebarkan kebaikan, dan memperbaiki dunia ini.

Dengan mengaplikasikan ilmu kita untuk kebaikan, kita dapat memperoleh kepuasan spiritual dan menjalankan tugas kita sebagai hamba Allah dengan lebih baik. Kita menjadi agen perubahan yang membawa manfaat bagi lingkungan sekitar kita. Ketika kita menggunakan ilmu kita untuk tujuan yang mulia, kita menyampaikan pesan kasih sayang, keadilan, dan kebaikan yang terkandung dalam ajaran agama kita.

Selain itu, kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir juga mengajarkan pentingnya bersikap rendah hati saat berinteraksi dengan orang yang memiliki pengetahuan yang lebih tinggi. Sikap rendah hati memungkinkan kita untuk belajar dan berkembang, serta membangun hubungan yang baik dengan sesama manusia. Kita harus bersedia menerima kritik, nasihat, dan pengetahuan baru dari orang-orang yang lebih berpengalaman dan berpengetahuan dalam bidang tertentu. Dengan demikian, kita dapat tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang lebih baik.

Dalam rangka menuntut ilmu, kita juga perlu menyadari bahwa tidak semua pengetahuan ada di tangan manusia. Ada ilmu yang hanya diketahui oleh Allah semata. Nabi Khidir, meskipun bukan termasuk dalam 25 nabi dan rasul yang wajib diimani, tetap memiliki ilmu yang diberikan langsung oleh Allah. Hal ini mengajarkan kita untuk tidak terjebak dalam kesombongan intelektual, karena hanya Allah yang memiliki pengetahuan yang mutlak dan tanpa batas. Kita perlu selalu merendahkan diri di hadapan-Nya dan terus mencari ilmu serta petunjuk-Nya.

Kesimpulannya, kisah Nabi Musa dan Nabi Khidir mengandung pelajaran berharga bagi kita sebagai hamba Allah. Kisah ini mengajarkan pentingnya menuntut ilmu, sikap rendah hati, dan penggunaan ilmu untuk tujuan yang baik. Dengan terus belajar, rendah hati, dan mengarahkan pengetahuan kita untuk kebaikan, kita dapat menjadi individu yang lebih baik, melayani sesama manusia, dan memperoleh keridhaan Allah. Mari kita mengambil hikmah dari kisah ini dan mengaplikasikannya dalam kehidupan kita sehari-hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun