Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara

Penulis Buku: - "Spiritual Great Leader" - "Merancang Change Management and Cultural Transformation" - "Penguatan Share Value and Corporate Culture" - "Corporate Culture - Master Key of Competitive Advantage" - "Aktivitas Ekonomi Syariah" - "Model Dinamika Sosial Ekonomi Islam" Menulis untuk berbagi pengetahuan dan pengalaman agar menjadi manfaat bagi orang banyak dan negeri tercinta Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Misteri Bankir Kembar Antar Bangsa (Bagian ke-17)

9 Desember 2022   07:01 Diperbarui: 9 Desember 2022   07:11 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image: Misteri Bankir Kembar Antar Bangsa (Bagian ke-17) - Grafis olahan Merza Gamal

Sore ini Vera pun kembali ke Heidelberg mengakhiri akhir pekannya di rumah keluarga mereka. Sore itu Papa pun meminta aku menemaninya berenang di kolam renang rumah. Di sela-sela berenang ada saja cerita Papa kepadaku. Tentang perekonomian dunia, tentang trend mobil saat ini, dan juga kondisi Jerman setelah runtuhnya Tembok Berlin, termasuk melemahnya blok Timur serta ramalan Uni Soviet segera bubar setelah adanya upaya kudeta terhadap pemerintahan Mikhail Gorbacev pada Agustus yang lalu (di kemudian hari, 26 Desember 1991 Uni Soviet benar-benar bubar).

Papa pun sempat menanyakan kepadaku, apakah aku tidak berminat untuk melanjutkan pendidikanku dalam bidang Manajemen dan Keuangan Lingkungan di Jerman, mumpung aku masih muda. Katanya jangan terlena dengan jabatan manajer yang sudah aku pegang saat ini karena ke depan perkembangan dunia akan sangat signifikan dan para senior manajer harus memiliki pendidikan yang lebih tinggi dari kondisi sekarang.

Aku hanya tersenyum mendengar kata-kata Papa agar tidak terlena dengan jabatan manajerku di sebuah bank nasional di Indonesia Tanah Airku saat ini dalam usia muda. Papa melanjutkan, jika aku sudah memikirkan hal tersebut dan berminat untuk melanjutkan pendidikanku di Jerman, Papa akan membantuku sepenuhnya.

Aku tambah terharu dengan perhatian Papa terhadapku. Dia sudah benar-benar mengangapku sebagai saudara kandung kembar Gustav, anak sambung dari istrinya. Walaupun aku menyatakan aku bukan saudara kandung Gustav, tetapi aku akan menganggap mereka adalah bagian keluargaku. Aku masih percaya dengan dokumen-dokumen yang terkait tentangku dan meyakini cerita Ibu bahwa aku adalah anak kandungnya.

"Wah, mantab tuh jika Morgan menerima tawaran Papa untuk kuliah di Jerman. Dan ketemu gadis Jerman, lalu kita bikin acara pernikahan bersama di sini," Gustav mulai menyerocos setelah mendengar perkataan Papa yang menawarkan aku kuliah di Jerman.

"Ngaco kamu Gustav," sergahku sambil melototkan mata ke arahnya. Gustav pun tertawa melihat gayaku, "Morgan wurde immer lustiger, wenn er so starrte."

Hari mulai gelap, kami pun menyelesaikan berenang dan masuk ke ruang sauna, lalu masuk ke rumah dan berlanjut ke kamar masing-masing untuk mandi. Dan Mama berseru untuk tidak lama-lama di kamar dan segera makan malam di ruang makan.

Malam itu kami di meja makan hanya berempat sebab Vera sudah kembali ke Heidelberg sore tadi karena besok Vera sudah kembali menjalankan kewajibannya sebagi calon dokter di Fakultas Kedokteran Heidelberg.

Senin pagi, aku pun melanjutkan kegiatan magangku di Kantor Cabang Stuttgart bersama empat peserta dari negara Asia lainnya didampingi Gustav sebagai Buddy dari Kantor Pusat Deutsche Bank. Tak terasa sore ini kegiatan magang di Stuttgart selesai sudah, dan besok pagi kami akan menuju Frankfurt untuk selanjutnya belajar untuk memahami lebih lanjut proses pembiayaan proyek rehabilitasi lingkungan yang menjadi kerjasama negara-negara Asia Pacific melalui Asian Development Bank dengan Pemerintah Jerman melalui Deutsche Bank.

Aku memang punya keinginan untuk melanjutkan Pendidikan Master ku, karena seperti kata Papa, jangan terlena dengan jabatan sekarang. Akan tetapi dengan aku dipercaya untuk beberapa proyek kredit program ditambah dengan mengikuti kegiatan training dan magang selama hampir dua bulan di Singapore dan Jerman rasanya tidak mungkin tiba-tiba aku pamit ke  kantor untuk melanjutkan Pendidikan.

Ya, andai pun aku kuliah lagi, paling juga aku akan mengambil kuliah S2 di perguruan tinggi Indonesia tanah airku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun