WHO dengan memperhatikan situasi yang berkembang, memperkirakan akan ada lebih banyak kasus monkeyfox yang teridentifikasi seiring meluasnya pengawasan di negara-negara non-endemi. Tindakan yang dilakukan WHO adalah segera berfokus pada memberi tahu mereka yang mungkin paling berisiko terinfeksi monkeypox dengan informasi yang akurat, untuk menghentikan penyebaran lebih lanjut.
Bukti yang ada saat ini menunjukkan bahwa mereka yang paling berisiko adalah mereka yang pernah melakukan kontak fisik dekat dengan seseorang yang mengidap monkeypox, sementara mereka masih menunjukkan gejala.Â
WHO juga bekerja untuk memberikan panduan untuk melindungi penyedia layanan kesehatan garis depan dan petugas kesehatan lainnya yang mungkin berisiko seperti petugas kebersihan. WHO akan memberikan lebih banyak rekomendasi teknis dalam beberapa hari mendatang.
Urutan genom dari sampel swab dari kasus yang dikonfirmasi di Portugal, menunjukkan kecocokan virus monkeypox yang menyebabkan wabah saat ini, dengan kasus yang diekspor dari Nigeria ke Inggris, Israel dan Singapura pada tahun 2018 dan 2019.
Identifikasi kasus monkeypox yang dikonfirmasi dan dicurigai tanpa hubungan perjalanan langsung ke daerah endemik merupakan peristiwa yang sangat tidak biasa. Surveilans sampai saat ini di daerah non-endemi masih terbatas, tetapi sekarang berkembang.Â
Dari informasi yang tersedia menunjukkan bahwa penularan dari manusia ke manusia terjadi di antara orang-orang yang kontak fisik dekat dengan kasus-kasus yang bergejala.
WHO terus menerima update status laporan kasus monkeypox yang sedang berlangsung melalui mekanisme surveilans (Integrated Disease Surveillance and Response) untuk kasus di negara endemi. Negara-negara endemi monkeyfox adalah: Benin, Kamerun, Republik Afrika Tengah, Republik Demokratik Kongo, Gabon, Ghana (hanya diidentifikasi pada hewan), Pantai Gading, Liberia, Nigeria, Republik Kongo, Sierra Leone, dan Sudan Selatan.
Monkeypox biasanya sembuh sendiri, tetapi bisa parah pada beberapa individu, seperti anak-anak, wanita hamil atau orang dengan penekanan kekebalan karena kondisi kesehatan lainnya. Infeksi manusia dengan clade Afrika Barat tampaknya menyebabkan penyakit yang lebih ringan dibandingkan dengan clade Congo Basin, dengan tingkat kematian 3,6% dibandingkan dengan 10,6% untuk clade Congo Basin.
Seorang yang terinfeksi monkeypox biasanya mengalami gejala awal berikut: demam, menggigil, sakit kepala, nyeri otot dan pembengkakan kelenjar getah bening. Lesi ruam monkeypox yang khas berkembang di sekitar wajah/mulut atau area genital sebelum menyebar ke seluruh tubuh. Lesi tampak seperti ruam cacar air biasa dan oleh karena itu pemeriksaan oleh dokter adalah penting.
Kementerian Kesehatan Singapore telah menyarankan masyarakat umum untuk menghindari kontak dekat dengan individu yang tidak sehat dengan demam atau ruam seperti cacar dan untuk menjaga standar kebersihan pribadi yang tinggi setiap saat, termasuk mencuci tangan dengan sabun sebelum menyentuh wajah.