Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berpengalaman di dunia perbankan sejak tahun 1990. Mendalami change management dan cultural transformation. Menjadi konsultan di beberapa perusahaan. Siap membantu dan mendampingi penyusunan Rancang Bangun Master Program Transformasi Corporate Culture dan mendampingi pelaksanaan internalisasi shared values dan implementasi culture.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Apa Harapan dari ASEAN-US Summit 2022?

13 Mei 2022   10:24 Diperbarui: 17 Mei 2022   05:00 894
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo bertemu sejumlah tokoh di sela-sela penyelenggaraan KTT Khusus ASEAN-AS di Washington DC, Jumat (13/5/2022). (dok. Sekretariat Presiden)

Negara-negara Asia Tenggara juga mencari dukungan Washington untuk lembaga multilateral yang berbasis di ASEAN, seperti KTT Asia Timur dan Forum Regional ASEAN, yang ingin ditempatkan oleh blok tersebut di pusat arsitektur regional Indo-Pasifik.

Selain hadir, kawasan ASEAN ingin Amerika Serikat menjadi mitra ekonomi yang lebih kuat dan banyak anggota dengan bersemangat mengantisipasi rincian Kerangka Ekonomi Indo-Pasifik yang diusulkan pemerintah. ASEAN juga ingin bermitra dalam tantangan transnasional mulai dari perubahan iklim hingga kesiapsiagaan pandemi hingga kejahatan transnasional. 

Dukungan AS untuk multilateralisme berbasis ASEAN memperkuat blok tersebut dan memperkuat ketahanannya, terutama dalam menghadapi upaya China untuk memecahnya, yang telah berulang kali dilakukan untuk menumpulkan kemampuan ASEAN untuk melawan perambahan China di Laut China Selatan.

Pertemuan ini tidak dapat dipungkiri juga, bahwa Presiden Biden menjamu para pemimpin ASEAN adalah demonstrasi komitmennya untuk mempertahankan fokus di kawasan Indo-Pasifik meskipun terjadi krisis di Ukraina. 

Meski demikian, Ukraina tidak mungkin bisa lolos. Pertama, pejabat AS akan membuat kasus bahwa invasi Rusia menunjukkan kerapuhan sistem internasional dan, kedua, mereka akan menyoroti dukungan diam-diam China untuk invasi untuk membuat kontras dengan sikap prinsip Amerika Serikat.

Negara-negara Asia Tenggara pada umumnya lebih suka menundukkan kepala dan menghindari masalah daripada berada di tengah perselisihan antara negara-negara besar. Singapura, bagaimanapun, telah menjadi outlier dengan kritik vokal dan sanksi yang telah diberlakukan dengan berkoordinasi dengan Amerika Serikat dan Eropa. 

Sementara Ukraina tidak akan menjadi fokus utama KTT, masalah tersebut kemungkinan akan muncul dalam konteks partisipasi Rusia dalam KTT G-20, KTT Asia Timur dan pertemuan Pemimpin Kerjasama Ekonomi Asia-Pasifik yang akan diselenggarakan akhir tahun ini di Indonesia, Kamboja dan Thailand.

MERZA GAMAL 

  • Pengkaji Sosial Ekonomi Islami
  • Author of Change Management & Cultural Transformation
  • Former AVP Corporate Culture at Biggest Bank Syariah

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun