Mohon tunggu...
Merza Gamal
Merza Gamal Mohon Tunggu... Konsultan - Pensiunan Gaul Banyak Acara
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Berpengalaman di dunia perbankan sejak tahun 1990. Mendalami change management dan cultural transformation. Menjadi konsultan di beberapa perusahaan. Siap membantu dan mendampingi penyusunan Rancang Bangun Master Program Transformasi Corporate Culture dan mendampingi pelaksanaan internalisasi shared values dan implementasi culture.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Jelajah Nusantara: Situs Trowulan Peninggalan Kejayaan Majapahit

13 Maret 2022   08:02 Diperbarui: 13 Maret 2022   08:09 1077
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dahulu kala, Situs Trowulan adalah kawasan perkotaan yang cukup maju dari Kerajaan Majapahit yang mulai ditempati pada masa kepemimpinan Tribhuwanatunggadewi Jayawishnuwardhani dan Hayam Wuruk. 

Situs ini menjadi satu-satunya situs kepurbakalaan di Indonesia yang berbentuk kota dari masa kerajaan kuno klasik nusantara abad V-XV M.

Sebagian besar bangunan bersejarah yang ditemukan di Situs Trowulan meliputi istana kerajaan, candi, makam, gapura, kolam, dan rumah-rumah penduduk.

Dari semua situs arkeologi yang ditemukan di Situs Trowulan, Candi Tikus adalah yang paling terkenal. Berbeda dengan candi umumnya, Candi Tikus berupa kolam pemandian ritual (pertirtaan) yang ditemukan pada 1914. 

Dinamakan demikian, karena saat ditemukan Candi Tikus menjadi tempat bersarang tikus. Dipugar dengan kondisi yang sekarang pada 1985 dan 1989, arsitekturnya terbuat dari batu bata merah berbentuk cekungan bujur sangkar.

Image: Candi Tikus (Photo by Merza Gamal)
Image: Candi Tikus (Photo by Merza Gamal)

Dari Candi Tikus kita ke Gapura Bajang Ratu atau juga dikenal dengan nama Candi Bajang Ratu, yaitu sebuah gapura/ candi peninggalan Majapahit. Bangunan ini diperkirakan dibangun pada abad ke-14 dan adalah salah satu gapura besar pada zaman keemasan Majapahit. 

Menurut catatan Badan Pelestarian Peninggalan Purbakala Mojokerto, candi/ gapura ini berfungsi sebagai pintu masuk bagi bangunan suci untuk memperingati wafatnya Raja Jayanegara yang dalam Negarakertagama disebut "kembali ke dunia Wisnu" tahun 1250 Saka (sekitar tahun 1328 M). 

Menurut cerita lainnya, sebelum wafatnya Jayanegara candi ini dipergunakan sebagai pintu belakang kerajaan.

Image: Gapura Bajang Ratu (Photo by Merza Gamal)
Image: Gapura Bajang Ratu (Photo by Merza Gamal)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun