Mohon tunggu...
Merie Barus
Merie Barus Mohon Tunggu... Eksperimen Mengajar

Senin-Jumat : Pendidikan Sabtu-Minggu : Waktunya Cerbung--Folk Horror

Selanjutnya

Tutup

Cerbung

TDK-2: Yang Menjawab Bukan Tima

7 September 2025   20:00 Diperbarui: 7 September 2025   21:25 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerbung. Sumber ilustrasi: pixabay.com/Yuri B

Rasa pahit dan getir dari belo yang kukunyah perlahan menyebar di seluruh rongga mulutku. Aku memejamkan mata, membiarkan kegelapan di balik kelopak mataku menjadi satu-satunya pemandangan. Peringatan ibu barusan masih terngiang, tajam dan dingin, menjadi pagar betis terakhir untuk pikiranku.

Sepanjang senja itu, kami bertiga beriringan ke pondok Titi Dorek. Di ujung jembatan, pondok lusuh, tempatku dan Tima berbaring sepulang sekolah. Sejauh itu juga, suara jangkrik dan embusan angin terdengar menjauh, meredup, seolah ditarik paksa dari pendengaranku.

Yang tersisa hanyalah keheningan. Dan di dalam keheningan itulah aku mulai memanggilnya.

Bukan dengan suara, tapi dengan batin. Aku memanggil namanya berulang kali, menarik kenangan tentangnya ke permukaan: Tima yang tertawa terbahak-bahak, Tima yang menangis marah sambil merobek bukunya, Tima yang berlari dengan abit datas dan uis nipes male-male menutupi bahunya. Aku memanggilnya dengan segenap rasa rindu dan bersalah yang kupendam selama sepuluh tahun.

"Tima, tertima kel kam ndube. Sekalak i bas tengah berngi."

(Tima, kamu sudah menunggu lama. Sendiri dalam pekat malam)

Awalnya tidak ada jawaban. Hanya kegelapan yang terasa semakin pekat dan dingin. Aku terus mencoba, memfokuskan pikiranku pada satu titik: Titi Dorek. Jembatan itu. Sungai di bawahnya.

Lalu, sesuatu menjawab.

Bukan suara Tima.

"Kai nge ndia daramindu, Kempu? Mari ikutken aku."

(Apa gerangan yang kaucari, Cucu? Marilah ikut aku)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerbung Selengkapnya
Lihat Cerbung Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun