Mohon tunggu...
I Ketut Merta Mupu
I Ketut Merta Mupu Mohon Tunggu... Pemuka Agama - Pendamping Sosial PKH Kementerian Sosial RI

Alumni UNHI. Lelaki sederhana dan blak-blakan. Youtube : Merta Mupu Ngoceh https://youtube.com/@Merta_Mupu_Ngoceh

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Kisah Lucu di Balik Peristiwa Kebakaran

4 Oktober 2012   15:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   23:15 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_202576" align="aligncenter" width="619" caption="Kebakaran Rumah (Ilustrasi, sumber: http://garutnews.com)"][/caption]

Di muka bumi ini ada berbagai peristiwa yang terjadi, baik peristiwa kecil maupun peristiwa besar. Setiap peristiwa memiliki kesan-kesan tersendiri, baik kesan sedih maupun kesan yang menyenangkan, bahkan kesan yang tak terlupakan.

Umumnya mendengar kisah sedih membuat kita sedih dan mendengar kisah yang menyenangkan membuat kita senang, namun adakalanya mendengar peristiwa sedih namun menjadikan kita tertawa dan sebaliknya terkadang peristiwa yang menyenangkan tetapi membuat kita menangis. Menangis Karena terharu maupun karena bangga.

Demikian pula halnya peristiwa yang pernah saya dengar yang diceritakan oleh ayah tercinta sekitar seminggu yang lalu. Meski telah berlalu beberapa minggu tetapi setiap ingat cerita ayah, aku selalu tertawa terkekeh-kekeh sendirian meski kejadian yang diceritakan merupakan peristiwa yang menyedihkan.

Apa yang hendak aku ceritakan bukan humor, bukan pula karangan tetapi ini memang kisah nyata yang benar-benar terjadi yang aku dengar dari ayah. Peristiwa ini terjadi di salah satu desa terpencil tetapi padat penduduk, yang termasuk wilayah bagian utara Bali.

Ketika itu (bulan September lalu), ayahku sedang menghadiri pertunangan sepupu aku yang laki-laki saat malam hari. Sebelum usai acara menghadiri pertunangan, terjadilah peristiwa yang menggemparkan warga desa. Ternyata terjadi kebakaran rumah tepat di pertigaan desa yang padat penduduk.

Kejadian ini bermula ketika ada salah seorang warga desa membeli bensin dengan jerigen kecil, kebetulan jerigen yang dibawa tidak tertutup. Orang ini membeli bensin di rumah korban, di rumah korban terdapat bensin yang dijual dengan jerigen atau dijual secara eceran.

Ketika orang yang membawa jerigen yang berisi bensin ini hendak pulang, ia bersenggolan dengan seseorang yang hendak membeli rokok, sehingga sedikit bagian pakaian orang yang hendak membeli rokok dibasahi bensin.

Entah ini karena takdir ataukah akibat dari keteledoran dan kebodohan. Orang yang membeli rokok langsung menyalakan korek untuk menghisap rokok, setelah ia membeli rokok beberapa batang. Lalu apa yang terjadi? Api bersanding dengan bensin tentunya akan menjadi bencana.

Api menilap pakaian orang yang merokok yang masih basah karena bensin, sontak saja membuat dia kaget dan dengan segera membuka bajunya serta dilemparkan. Sedangkan yang bawa jerigen, mungkin karena takut terbakar, ia melemparkan jerigen yang ia bawa. Apipun menjadi besar karena mengenai jerigen yang berisi bensin, baik yang dibawa oleh pembeli maupun yang ada di rumah korban. Kemudian api semakin besar dan membakar rumah korban sang penjual bensin.

Warga desa yang ada di sekitar menjadi kacau balau, takut rumahnya ikut terbakar meski kebakaran terjadi di malam hari. Segera warga desa memberikan pertolongan, ada yang membawakan air dan ada yang memadamkan api dengan pasir yang kebetulan di dekat rumah yang terbakar ada pasir yang dipakai untuk membangun rumah di dekat rumah yang terbakar.

Ada pula warga yang menelpon PLN dan menyuruh untuk memadamkan listrik karena takut arus listrik mengantarkan api kemana-mana dan beberapa warga hingga mencabut skring agar tidak terjadi konsletting listrik di rumah mereka.

Desapun menjadi gelap gulita dengan dihantui rasa takut dikira api akan merambah kemana-kemana. Lucu memang kalau arus listrik dianggap dapat mengantarkan api kemana-mana.

Ditengah-tengah kekacauan warga, ada yang mengusulkan agar rumah yang sedang di bangun temboknya di robohkan agar langsung dapat mematikan api yang membakar rumah disebelahnya, namun ditolak oleh beberapa warga karena mereka beranggapan justru tembok rumah itu sebagai batas agar api tidak merambah kemana-kemana.

Selang beberapa waktu bersyukur api dapat dipadamkan berkat pasir dekat rumah korban, meski rumah korban hangus terbakar tinggal tembok saja dan bersyukur pula api tidak merambah ke rumah lain yang berhimpit-himpitan.

Kegigihan dan kecerdikan warga dalam memadamkan api patut diacungi jempol, tetapi ternyata ada kesalahan yang fatal dibalik kesuksesan memadamkan saat kebakaran rumah itu. Salah seorang warga kehilangan minyak yang ditampung dengan ember di dekat rumahnya yang biasa dijual.

Usut punya usut, ternyata minyak tersebut ada yang mengambil untuk dipakai memadamkan api karena dikira air. Salut, minyak  digunakan untuk memadamkan api, sebuah kesalahan yang fatal.

Meski itu sebuah kesalahan yang fatal, namun patut dimaklumi karena saat itu listrik dipadamkan sehingga gelap-gulita. Akibatnya minyak disangka air dan siramkan ke api untuk memadamkan api.

Demikianlah peristiwa yang menyedihkan itu tetapi tersimpan peristiwa yang lucu danpatut dijadikan renungan agar tidak terjadi di lingkungan kita.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun