Mohon tunggu...
Andayo Ahdar Notes
Andayo Ahdar Notes Mohon Tunggu... Freelancer - menulis, membaca satu paket untuk melihat bangsa

membaca dan menulis, semuanya penting. tuk menatap peradaban

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru Memang Seharusnya "Kaya"

22 Januari 2020   09:05 Diperbarui: 31 Januari 2024   08:43 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bila seorang Guru miskin dengan spiritual maka yakinlah anak didiknya akan merasakan kegersangan ilmu dan pemahaman karena keberkahan tidak menerpa mereka.  Begitu banyak para pemuda yang setelah menyelesaikan studinya atau masih dalam proses pendidikan 'terjebak dan 'tersesat' dalam informasi atas pengetahuan dari tangkapan pemahaman yang keliru, hingga berimbas kepada perilaku mereka. 

Salah satu contoh kongkrit keberhasilan aspek spiritual yang berbekas pada murid adalah murid selalu merasa dekat dengan gurunya. Ibarat tanaman yang selalu merindu siraman air.  Ini disebabkan oleh konsistensi ketaqwaan yang melahirkan keteladanan bagi murid-muridnya.

Kaya akhlak, akhlak sebagai alat interaksi manusia dalam membina hubungan baik dengan sesama. Dengan akhlak pulalah ilmu bisa dapat diterima dengan baik oleh para murid. Ibarat adonan yang dipersiapkan dengan takaran yang pas guna mendapatkan rasa yang sesuai dengan selera sebelum naik ke dalam oven ataupun penggorengan. 

Begitulah akhlak. Kecintaan murid Kepada sang Guru dikarenakan ahklak mulia yang diperlihatkannya hingga terjadilah proses 'meniru' pola tingkah laku menjadi kebiasaan yang mengarahkan murid menjadi manusia yang bermoral tinggi.

Kaya ilmu. Setiap guru dalam memberikan materinya, haruslah berasal dari sumber yang benar dan terpercaya. Yakni, ilmu. Tugas utama guru adalah mengajarkan ilmu Kepada murid-muridnya. 

Tentunya ilmu itu didapatkan dengan menuntutnya kemudian mengajarkannya kembali. Salah satu bentuk pertanggungjawaban ilmiah sang Guru adalah menguasai ilmu yang diajarkannya dan tidak mengajarkan sesuatu yang tidak pernah dipelajarinya. Bila ini terjadi, akan menjadi malapetaka besar dalam hidupnya. 

Para Dokter dianggap melakukan malpraktek apabila salah dalam mendiagnosa seorang pasiennya yang berimbas pada semakin parah penyakitnya bahkan bisa mengakibatkan kematian sang pasien. Lalu bagaimana pula halnya Guru. Guru bila salah dalam mendidik atau menyampaikan ilmu maka akibatnya jauh lebih fatal daripada Dokter. 

Ini disebabkan Dokter hanya mendiagnosa seorang pasien sedangkan Guru menyampaikan ilmunya Kepada banyak orang (murid) maka terjadilah Malpraktek dalam pendidikan, makanya Guru tidak boleh 'miskin' ilmu. Bagaimana Cara agar tidak Miskin Ilmu? Menuntut ilmu,menuntut ilmu.

Kita sering mendengar istilah taktik, siasat serta trik dalam menyikapi suatu keadaan. Para pejuang terdahulu sebelum berlaga dimedan tempur, selalu duduk berkumpul untuk mengkaji langkah-langkah jitu untuk memenangkan pertempuran. 

Berdiskusi tentang pertempuran sebelumnya. Kekalahannya maupun kemenangan. Maka dari itu, Ide,metode serta pengalaman merupakan kekayaan yang wajib diperoleh orang guru.

Kekayaan yang juga tak kalah pentingnya adalah kekayaan yang berhubungan dengan isi dompet alias ekonomi.mengapa ini perlu?. Guru dalam operasional hidupnya pastilah membutuhkan banyak cost, mereka juga perlu untuk perbaikan taraf hidup yang layak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun