Maka kami mulai menggali sumur. Biayanya tidak sedikit, apalagi tanah di sekitar rumah berbatu. Meski akhirnya sumur berhasil dibuat, tetap saja butuh pompa agar air bisa naik dan dialirkan ke rumah. Itu berarti ada biaya listrik tambahan setiap bulan.
Di titik inilah saya mulai berpikir: bagaimana caranya hidup lebih hemat, tanpa terus-menerus bergantung pada sesuatu yang kian lama kian mahal? Listrik naik setiap tahun, biaya air makin tak terkendali, sementara kebutuhan sehari-hari lainnya pun terus melambung.
Harga beras, minyak, gas, bahkan kebutuhan sekolah anak-anak serasa meluncur ke langit. Meskipun air hujan menurut para ahli sangat miskin mineral alami, namun yang jelas air tersebut tetap tergolong bersih dan bebas dari kotoran manusia
Akhirnya saya menemukan jawaban sederhana: memanen air hujan.
Saya pasang talang di atap rumah, satu terbuat dari seng dan satu lagi dari paralon. Keduanya saya arahkan ke dua tempat penampungan berbeda: satu menuju bak mandi, satu lagi menuju tong besar di belakang rumah.
Dari tong itu, saya sambungkan dengan pipa ke tangki penampungan di atas. Agar lebih praktis, saya satukan jalur pipa dari sumur dan talang hujan menjadi satu alur saja. Hanya dengan menambahkan stop-kran di titik tertentu, saya bisa memilih sumber air mana yang dipakai: sumur atau air hujan.
Hasilnya sungguh memuaskan. Setiap kali hujan turun, air mengalir deras, memenuhi bak mandi dan tong penyimpanan. Rasanya seperti mendapat berkah gratis dari langit.
Air hujan yang tertampung bisa dipakai berhari-hari, bahkan berminggu-minggu jika dikelola dengan hemat. Dengan cara ini, pemakaian pompa listrik bisa ditekan seminimal mungkin. Artinya, biaya listrik bulanan pun ikut turun.
Memang, hidup sekarang terasa semakin sulit. Banyak keluarga kecil yang harus memutar otak hanya untuk bisa bertahan. Bansos sering salah sasaran: yang berhak tidak kebagian, sementara yang sudah mapan justru menerima.
Harga-harga barang kebutuhan pokok pun naik tanpa henti. Dalam situasi seperti ini, mengandalkan bantuan pemerintah saja jelas tidak cukup. Warga harus kreatif mencari solusi.
Panen air hujan menjadi salah satu jawaban. Selain hemat, juga ramah lingkungan. Tidak ada biaya langganan bulanan, tidak ada tagihan mengejutkan. Hanya butuh modal awal untuk talang, tong, dan beberapa meter pipa.