Mohon tunggu...
Hasto Pandito
Hasto Pandito Mohon Tunggu... profesional -

Menulis Pengalaman Jalan

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Menghitung Pohon di Hutan Wilis, Tulungagung

7 November 2014   15:40 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:24 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(Nglurup, 19/9/2011)
Menghitung pohon di hutan dapat menjadi cerita yang panjang, dan seumur hidup baru kali ini saya lakukan. Meskipun sedemikian detil teknis menghitungnya namun tidak menjadikan kami surut karena melihat begitu luasnya hutan demikian juga pohonnnya. Untuk apa menghitung pohon ? Ya, supaya diketahui jumlah pohonnya dan tidak ditipu pembeli yang menaksir jumlah dan harga kayunya. Begitu secara sederhana filosofi menghitung pohon.
Dusun Nglurup menjadi tempat bermalam saya dan bila malam tiba dingin dan kering udara di sekeliling desa.Teman seperjalanan silih berganti-ganti karena lahan hutan milik banyak petani yang rata rata sudah tua umurnya dan hampir separo pemilikannya adalah wanita. Teman setia dan sebagai ketua tim adalah Dakir dan sebagai ahli hitung Unang. Sudah dapat 4 blok lahan hutan menghitung pohon dengan memakai rumus rumus yang semasa sma saya hindari. Dua teman ini selalu mengajak orang lokal dan yang punya lahan untuk menghitung.Pernah mencoba ikut inven pohon mendapat 181 pohon hingga sore...nggak selesai, besok paginya bangun telat, subuh telat. Kadang kami ngobrol di hutan tentang menghitung pohon. Apakah kita sedang mengerjakan pekerjaan orang gila? . Apalagi kalau yang punya lahan tidak ikut atau diwakilkan. Ngedumel : "kok malah kita yang repot ..."Dakir lulusan S2 dan belum punya bidadari,.. masih tetap semangat. Malam orang yang punya lahan dikontak ..besoknya inven dilanjutkan bersama yang punya lahan masih tersisa sekitar 50 pohon.Mungkin Dakir malamnya bermimpi menjadi seorang pedagang kayu,.. Kata pak Mukani tokoh lokal bilang hutan rakyat desa Sendang kira kira 200 ha.Apakah mimpi ini menjadi kenyataan ?Dakir mungkin tidak sempat mengingat mimpinya lagi... Jalan kaki saja sudah cukup hebat bagi dia dengan membawa berat badannya yang ...cukup aduhai beratnya. Dia tetap masih bersemangat ...sekalipun karang masalah baru dihadapannya, kalau kemudian harga kayu murah terus gimana ?Desa Nglurup masih dari harapan perjalanan ke sana harus menempuh ratusan kilometer dari rumah. Desa Nglurup berada di kabupaten Tulungagung. Sampai jumpa.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun