Mohon tunggu...
Mena Oktariyana
Mena Oktariyana Mohon Tunggu... Penulis - a reader

nevermore

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Nina Kenapa?

3 November 2019   09:13 Diperbarui: 7 Januari 2020   15:46 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://pin.it/thb2ckjd6atxry

Baru saja Nina berhasil keluar dari rumah, terdengar teriakan dari dalam. Ibu Nina berteriak sambil membuka pintu, diikuti oleh Bapak dan Neno.

"Nina!, mau kemana kamu nak?" Meylani yang perasa tak bisa menahan tangis, dengan cepat dia merangkul Nina. "Kamu kenapa? Mau kemana?, cerita sama mama kamu kenapa? Apa yang dirasa?" kata Meylani sambil memeluk dan menepuk-nepuk pipi Nina supaya dia sadar.

Tak lama kemudian, Nina ikut menangis.

"Aku gak mau sekolah, gak mau sekolah ma," kata Nina sambil terisak.

Kali ini Kasmidi yakin memang ada yang tidak beres dengan anak bungsunya itu. Benar kata Lastri pasti ada yang tidak beres sama anaknya, ucapnya dalam hati.

Tak lama kemudian, pagi itu juga Ki Jarwo datang ke rumah dengan membawa kemenyan, sesajen, dan segala rupa ritual yang ia butuhkan untuk mengusir makhlus halus yang bersarang di tubuh Nina.

 "Anakmu ini ada yang ngikutin, ketempelan kalau aku bilang. Pesenku cuma satu, malam ini siapin saja sesajen berupa nasi, lauk pauk, kembang tujuh rupa, sama kopi item di kamar anakmu sama di kebon belakang rumah. Abis itu tak jamin anakmu gak bakal diganggu lagi." kata Ki Jarwo sambil mengelus-elus brewoknya.

"Jadi bener Ki, anakku ini ketempelan makhluk halus?" Kasmidi masih belum percaya.

"Iya, jin penunggu kebon belakang. Tapi gak usah khawatir, ikutin saja pesenku tadi." kata Ki Jarwo. "Oh iya satu lagi, kalau sesajen di kamar anakmu itu sudah dimakan sama si penunggu, cepat-cepat kau mandikan si Nina ini sama kembang tujuh rupa." katanya kemudian.

Tak butuh waktu lama, Kasmidi menyiapkan sesejan berupa nasi, lauk pauk, kembang, dan kopi item sesuai pesan Ki Jarwo.

Malamnya, Nina terbangun dengan mata sembab, badan lemas, dan perut keroncongan. Energinya terasa terkuras akibat menangis sepanjang hari. Melihat ada nasi beserta lauk pauk di meja kamarnya, tanpa pikir panjang dia langsung memakannya. Ini pasti makanan yang ditaruh mama karena tadi sore aku nggak mau makan, ucapnya dalam hati. Sesudah melahap makanan sampai bersih tak tersisa, Nina langsung meminum kopi hitamnya. Kenyang sudah perutnya, diapun kembali tidur.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun