Mohon tunggu...
Menah komalasari
Menah komalasari Mohon Tunggu... Freelancer - NEWBIE

NEWBIE

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Komik Sebagai Media Pembelajaran FPB dan KPK Pada Sekolah Dasar

23 Agustus 2019   16:17 Diperbarui: 23 Agustus 2019   16:32 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pendidikan merupakan faktor utama membentuk kepribadian manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk baik atau buruknya pribadi manusia. Hamzah dan Junaedi (2007: 38) mengemukakan bahwa "pendidikan merupakan masalah hari depan yang harus dipersiapkan dan ditanggulangi mulai sekarang dan apabila terjadi penundaan, akan mendekatkan suatu bangsa pada jurang kehancuran". 

Dalam hal ini berarti pendidikan merupakan satu-satunya jalan untuk mencapai masa depan suatu bangsa ke arah yang lebih baik. Masalah pendidikan menjadi salah satu sorotan dari berbagai pihak, baik dari masyarakat, pemerintah, maupun dari lembaga-lembaga lainnya. 

Perhatian dari berbagai pihak sangat diperlukan karena pendidikan merupakan salah satu sektor yang paling dominan dalam meningkatkan sumber daya manusia yang bekualitas. Sehingga diperlukan cara yang tepat dalam penanganan masalah tersebut.

Pendidikan merupakan aktivitas untuk mempersiapkan peserta didik agar mampu menjadi warga masyarakat yang memiliki kontribusi positif bagi masyarakat atau lingkungan di masa yang akan datang. Pendidikan diselenggarakan untuk memastikan peserta didik memiliki kecakapan untuk hidup ditengah masyarakat dan lingkungan di sekitarnya. Pendidikan dilihat dari sudut proses. 

Sependapat dengan Sagala (2010: 4) mengatakan bahwa "pendidikan adalah proses dalam rangka memengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya dan yang akan menimbulkan perubahan pada dirinya yang memungkinkan, sehingga berfungsi sesuai kompetensinya dalam kehidupan masyarakat". 

Dengan demikian, pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah melalui tindakan nyata berupa bimbingan, pengajaran, dan atau latihan yang berlangsung di sekolah maupun di luar sekolah. Dalam mengembangkan potensi dirinya tersebut peserta didik harus menempuh jalur pendidikan formal, nonformal, dan informal. Pendidikan juga bermanfaat untuk membantu mendorong peserta didik dalam mencapai pengembangan diri dan rasa percaya diri.

Dalam dunia pendidikan, matematika juga merupakan salah satu cabang pengetahuan yang mempunyai kekhasan tersendiri, diantaranya ialah menuntut pemikiran yang logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efektif, dan efisien. 

Dalam penyajian matematika memerlukan bukti dalam penyelesaian soal. Beberapa kegunaan sederhana yang praktis dari pengajaran matematika antara lain dengan pelajaran matematika kita mampu berhitung, memiliki persyaratan untuk belajar bidang studi lain, dengan pelajaran matematika perhitungan menjadi lebih sederhana dan praktis.

Matematika adalah suatu alat untuk mengembangkan cara berpikir. Karena itu sangat diperlukan baik untuk kehidupan sehari-hari maupun dalam menghadapi kemajuan IPTEK, sehingga matematika perlu dibekalkan pada peserta didik sejak dini. 

Berdasarkan etimologi, matematika berarti ilmu pengetahuan yang diperoleh tidak melalui penalaran, akan tetapi dalam matematika lebih menekankan aktivitas dalam dunia rasio (penalaran). Ruseffendi (2001: 18) menyatakan bahwa "Matematika terbentuk sebagai hasil pemikiran manusia yang berhubungan dengan ide, proses, penalaran. Pada tahap awal matematika terbentuk dari pengalaman manusia dalam dunianya secara empiris, karena matematika sebagai aktivitas manusia kemudian pengalaman itu diproses dalam dunia rasio, diolah secara analisis dan sintesis dengan penalaran didalam struktur kognitif sehingga sampailah pada suatu kesimpulan berupa konsep-konsep matematika."

Matematika sebagai salah satu mata pelajaran yang diajarkan dalam sekolah-sekolah dengan sistem pendidikannya yang telah diatur oleh pemerintah tentunya mempunyai peran yang sangat penting terutama dalam kehidupan sehari-hari. Seperti halnya banyaknya informasi yang disampaikan orang dengan menggunakan bahasa matematika seperti tabel, grafik, persamaan, dan lain-lain. Bahkan pada dasarnya matematika merupakan ilmu yang mendasari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern saat ini.

Selama ini masih banyak orang yang menganggap bahwa matematika tidaklah lebih dari sekedar berhitung dan bermain dengan rumus dan angka-angka. Mereka mempelajari matematika lebih jauh di sekolah dan perguruan tinggi kelak. Namun, sebagaimana halnya musik bukan sekedar bernyanyi. Matematika bukan sekedar berhitung atau berkutat dengan rumus-rumus dan angka-angka. Matematika menuntut pula kemampuan berpikir eksploratif dan kreatif.

Adanya tuntutan kurikulum mengakibatkan pelajaran matematika masih terfokus pada teori sehingga peserta didik menjadi kurang kreatif, terlalu formal dan masih terpaku dengan rumusan baku. 

Rendahnya mutu pendidikan ini mungkin karena pengajaran disajikan masih dalam bentuk yang kurang menarik, sehingga terkesan angker, sulit, dan menakutkan sehingga peserta didik sering tidak menguasai konsep dasar yang terkandung dalam materi pelajaran matematika yang dapat mengakibatkan kesalahan fatal terhadap keberhasilan belajar peserta didik sehingga hasil belajar peserta didik menjadi rendah.

Menurut Muliawan (2012: 51), "matematika yang dipelajari di sekolah termasuk ilmu pengetahuan murni yang mengandalkan angka-angka, simbol, dan lambang". Pada umumnya selama ini pembelajaran matematika lebih difokuskan pada aspek komputasi yang bersifat algoritmik. 

Tidak mengherankan bila berdasarkan berbagai studi menunjukan bahwa peserta didik pada umumnya dapat melakukan berbagai perhitungan matematika, tetapi kurang menunjukan hasil yang menggembirakan terkait penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu masalah penting dalam pembelajaran matematika adalah rendahnya kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan masalah matematika yang dikemas dalam bentuk soal, yang lebih menekankan pada pemahaman dan penguasaan konsep suatu pokok bahasan tertentu. 

Selain itu hasil dari hasil dilapangan diperoleh gambaran bahwa proses pembelajaran belum secara optimal, mempertimbangkan karakteristik peserta didik, dan tujuan pendidikan yang kurang memperhatikan konsep awal peserta didik sebelum pengajaran. 

Pembelajaran matematika yang berlangsung secara tradisional hanya meletakkan guru sebagai pusat belajar bagi peserta didik. Pembelajaran pada hakikatnya merupakan usaha sadar yang dimiliki oleh seorang pendidik untuk mendidik peserta didiknya, dengan demikian mampu mengarahkan melalui interaksi peserta didik dengan sumber belajar lainnya, dalam rangka untuk mencapai tujuan yang diinginkan dari pendidik tersebut. Dapat dilihat lebih jelas bahwa pembelajaran merupakan suatu interaksi antara dua arah, yaitu dari seorang pendidik dan peserta didik, dimana keduanya itu terjadi melalui komunikasi yang baik dan terarah dapat menghasilkan suatu target yang sebelumnya telah ditetapkan. Sumber belajar yang dapat digunakan oleh peserta didik yaitu media.

Menurut sadiman (dalam Ali Mudlofir dan Evi Fatimatur) media pembelajaran merupakan hal yang penting sebagai penghubung ataupun pengantar pesan dari pendidik ke peserta didik, sehingga dengan adanya media dalam proses pembelajaran dapat merangsang pikiran, dan minat serta perhatian peserta didik dengan demikiam proses belajar terjadi dengan efektif. Media sebagai sarana yang membantu para pendidik, media dalam proses pembelajaran berupa alat fisik yang dapat menyajikan sebuah pesan serta merangsang pikiran peserta didik untuk belajar, alat-alat tersebut bisa berupa media grafis.

Media grafis sebagai salah satu dari media yang dapat mengkomunikasikan sebuah kenyataan-kenyataan dan pikiran-pikiran secara lebih jelas melalui perpaduan antara yang mengungkapkan kata-kata dan gambar. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa media merupakan salah satu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari proses belajar mengajar antara pendidik dan peserta didik. Dalam era pembelajaran pada zaman yang semakin maju saat ini, bahwa kehadiran media pembelajaran sesuatu yang bisa dikatakan baik untuk pendidik. Sebagai    seorang    pendidik    yang    berpotensi    harus    dapat    membuat  dan memanfaatkan media secara baik agar menarik perhatian dan minat belajar peserta didik. Media pembelajaran yang cocok diterapkan dalam pembelajaran adalah Media Grafis yaitu Komik. Komik dapat mempermudah peserta didik dalam proses pembelajaran, misalnya dalam membaca. Komik bacaan yang cukup menarik untuk di baca oleh anak-anak. Kesenangan anak-anak terhadap komik, dapat dimanfaatkan sebagai pokok utama pemilihan objek pengambangan media pembelajaran.

Menurut Daryanto komik merupakan suatu bentuk berupa kartun yang mampu menceritakan karakter dan memerankan suatu cerita dalam urutan yang begitu erat dihubungkan dengan gambar dan dirancang untuk memberikan hiburan kepada para peserta didik, karena komik yang berupa kartun dapat menarik perhatian pembaca khususnya peserta didik. Buku-buku komik dapat dipergunakan secara efektif dan efesien oleh pendidik dalam usaha meningkatkan dan memperluas minat belajar peserta didik. Oleh karena itu, sangat tepat jika seorang pendidik melakukan pengembangan komik menjadi media pembelajaran.

Komik juga dapat digunakan sebagai salah satu media pembelajaran yang baik untuk dapat diperhatikan peserta didik, karena mempunyai kelebihan dibandingkan dengan media grafis lainnya, yaitu selain media komik dapat memanfaatkan suatu alur cerita bergambar, menarik dan sebagai kunci utamanya mengandung unsur-unsur humor yang tinggi, karena media komik dapat dibaca kembali ketika peserta didik ingin mengulangi memahami materi yang tertuang di dalam media komik tersebut. Media pembelajaran dengan menggunakan komik pada materi FPB dan KPK sangat cocok, karena menurut Isah Cahyani dalam bacaan FPB dan KPK terdapat beberapa jenis, yaitu cerita bergambar, cerita rakyat, cerita binatang, cerita noodlehead, cerita keajaiban, cerita fantasi, fiksi ilmu pengetahuan, cerita sejarah, dan biografi, dari beberapa jenis-jenis tersebut yang akan dibuat komik oleh peneliti adalah komik tentang cerita binatang, kerena cerita binatang ini adalah salah satu cerita bacaan yang mendidik, sehingga dari cerita tersebut memiliki nilai moral, mengajarkan perbuatan yang terpuji dan amanat yang terkandung di dalamnya dapat menjadikan peserta didik berprilaku yang baik.

Dalam penelitian ini peneliti akan mengembangkan suatu media pembelajaran dalam media grafis yang berbentuk komik, yaitu media komik berupa FPB dan KPK. Media tersebut merupakan pengembangan dari FPB dan KPK dalam bentuk narasi yang diubah dalam bentuk komik. Media dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran mengapresiasi FPB dan KPK peserta didik kelas IV Mustikasari Bekasi. Media komik FP  dan KPK yang akan dikembangkan berisi serangkaian petunjuk yang akan memudahkan peserta didik dalam mengapresiasi FPB dan KPK. Komik FPB dan KPK akan disusun dengan bahasa yang komunikatif bagi peserta didik khususnya pada usia anak-anak. Berdasarkan hasil pra penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti pada tanggal 21 April 2019 di kelas IV Mustikasari Bekasi bahwa masih terdapat beberapa permasalahan, yaitu pada kegiatan pembelajaran Matematika yang dilakukan oleh pendidik masih kurang bervariatif dari segi media, pembelajaran yang lebih berpusat kepada pendidik sehingga peserta didik kurang terlibat pada proses belajar mengajar, aktivitas pembelajaran didominasi oleh pendidik sedangkan peserta didik cenderung pasif. Pendidik memberikan informasi bahwa di sekolah sudah menggunakan media dalam proses pembelajaran, tetapi belum tersedianya sarana dan pra-sarana, belum adanya media seperti proyektor yang dapat digunakan dalam pembelajaran untuk mempermudah pendidik dalam memberikan materi kepada peserta didik, dengan belum diterapkanya media yang bervariatif peserta didik mengalami kesulitan untuk memahami materi yang disampaikan oleh pendidik, terlihat ketika pendidik meminta peserta didik untuk menyimak buku, banyak peserta didik yang kurang perhatian terlihat dari reaksi ketika diminta untuk menjawab pertanyaan, peserta didik kurang merespon. Pada saat proses pembelajaran yang membuat peserta didik sedikit kurang tertarik untuk belajar, serta belum dikembangkan penggunaan media pembelajaran berupa komik untuk mengapreasisi FPB dan KPK. Sehingga motivasi belajar pesert didik masih rendah dengan demikian perlu dibangkitkan suatu cara yang efektif agar peserta didik lebih termotivasi dalam belajar dan mampu memahami materi pembelajaran secara optimal. Agar peserta didik tidak cepat merasa bosan dalam belajar dan untuk meningkatkan motivasi serta merangsang pikiran dalam imajinasi peserta didik dapat dilalukan dengan salah satu cara yang bisa digunakan, yaitu seperti menyajikan materi FPB dan KPK dengan cara yang lebih menarik perhatian peserta didik dapat menggunakan media pembelajaran berupa media komik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun