Mohon tunggu...
melvin saputra
melvin saputra Mohon Tunggu... Mahasiswa

Hi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Hope for the Wild : Drone dan AI yang Memberi Harapan Baru bagi Satwa indonesia

30 September 2025   08:17 Diperbarui: 1 Oktober 2025   13:26 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bayangkan hutan tropis Indonesia yang luas dan lebat, rumah bagi makhluk karismatik seperti orangutan, gajah Sumatera, dan harimau Sumatera. Di balik keindahan itu, kenyataannya tidak seindah yang kita bayangkan. Populasi satwa ini terus menurun akibat perburuan liar, hilangnya habitat, dan konflik manusia-satwa. Misalnya, harimau Sumatera diperkirakan tersisa kurang dari 600 ekor di alam liar (WWF Indonesia, 2024). Sementara orangutan Tapanuli bahkan hanya sekitar 800 individu (IUCN, 2024). Jika tidak ada tindakan nyata, kita bisa kehilangan ikon satwa kebanggaan bangsa ini.


Namun di tengah kabar suram, ada secercah harapan baru. Teknologi kini bukan lagi hanya milik kota modern  ia hadir menembus hutan rimba untuk membantu konservasi. Dua inovasi paling menarik adalah drone dan Artificial Intelligence (AI) pada kamera trap. Keduanya menjadi senjata baru bagi para pejuang konservasi dalam menyelamatkan satwa langka.

Mata di Langit: Drone untuk Memantau Hutan & Satwa


Dulu, tim konservasi harus berjalan kaki berhari-hari untuk memantau habitat orangutan atau mencari jejak harimau. Selain melelahkan, cara ini memakan biaya besar dan berisiko bagi keselamatan petugas. Kini hadir drone yang merevolusi cara memantau satwa.


Di Kalimantan, peneliti dari Sumatran Orangutan Conservation Programme (SOCP) menggunakan drone dengan kamera termal (thermal imaging) untuk mendeteksi sarang orangutan di kanopi hutan (Yayasan Ekosistem Lestari, 2023). Sarang yang biasanya tersembunyi kini terlihat jelas dari udara. Hasilnya, penghitungan populasi orangutan yang dulu bisa memakan waktu berbulan-bulan kini dapat dipercepat hanya dalam hitungan hari. Drone juga membantu mengawasi perambahan hutan dan mendeteksi aktivitas ilegal seperti pembalakan liar atau perburuan sebelum terlambat (DJI Viewpoints).


Teknologi drone juga bermanfaat bagi konservasi gajah Sumatera. Dengan drone, tim patroli bisa memantau pergerakan kawanan gajah liar dan mengantisipasi potensi konflik dengan manusia. Ini memberi waktu bagi petugas untuk melakukan pencegahan sehingga gajah tak masuk ke area pemukiman atau perkebunan. Pendekatan ini bukan hanya melindungi satwa, tetapi juga meminimalkan kerugian warga.

AI pada Kamera Trap: Otak Digital di Tengah Hutan


Jika drone adalah "mata di langit", maka AI kamera trap adalah "otak digital" di hutan. Kamera trap --- kamera otomatis yang merekam saat ada gerakan --- sudah lama digunakan di hutan Indonesia. Masalahnya, ribuan foto dan video yang dihasilkan butuh waktu lama untuk dianalisis manusia. Banyak foto yang ternyata hanya berisi daun tertiup angin atau hewan kecil.


Di sinilah kecerdasan buatan masuk. Algoritma deep learning kini mampu mengenali spesies satwa secara otomatis dari gambar kamera trap dengan akurasi tinggi (Norouzzadeh et al., 2018). WWF Indonesia, misalnya, bekerja sama dengan Amazon Web Services (AWS) untuk melatih model AI yang bisa mengidentifikasi orangutan, gajah, hingga harimau hanya dalam hitungan menit. Data yang dulu butuh berminggu-minggu untuk dipilah kini bisa diolah lebih cepat sehingga tim konservasi dapat segera mengambil keputusan.


AI juga membantu memetakan perilaku satwa. Dengan menganalisis ribuan foto dan video, AI dapat mengenali individu satwa tertentu berdasarkan pola wajah atau tubuh. Hal ini sangat penting untuk memantau kesehatan populasi dan pergerakan mereka dari waktu ke waktu.

Dampak Nyata di Lapangan


Inovasi drone dan AI bukan hanya konsep canggih di laboratorium. Mereka sudah memberi dampak nyata:


1.SOCP di Sumatra & Kalimantan: Penggunaan drone untuk menghitung sarang orangutan menghemat waktu dan biaya survei, sehingga strategi pelepasliaran bisa dibuat lebih tepat (YEL, 2023).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun