Mohon tunggu...
Melisa Widia Herani
Melisa Widia Herani Mohon Tunggu... Guru - just thingking simple and then everything will be simple

tergerak, bergerak dan menggerakkan menuju arah perubahan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 3.2

28 September 2021   19:36 Diperbarui: 28 September 2021   20:36 1527
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

3.2.a.9. Koneksi Antar Materi - Pemimpin dalam Pengelolaan Sumber Daya

Pemimpin dalam pengelolaan sumber daya merupakan suatu keterampilan yang dimiliki oleh seseorang dalam memperhatikan, menggerakkan, merencanakan, mengelola, mengembangkan dan mengevaluasi sumber daya untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Pemimpin harus dapat memanfaatkan potensi dan kekuatan ekosistem bukan hanya di lingkungan sekolah juga pada lingkungan masyarakat.

Ekosistem sendiri merupakan tata interaksi antara makhluk hidup dan unsur yang tidak hidup dalam sebuah lingkungan yang mencirikan suatu pola hubungan yang saling menunjang pada lingkungan tertentu. Sedangkan sekolah sebagai ekosistem adalah bentuk interaksi antara faktor biotik (unsur yang hidup) dan faktor abiotik (unsur yang tidak hidup) yang saling berinteraksi dalam menciptakan hubungan yang selaras dan harmonis.

Terdapat beberapa faktor biotik yang ada di ekosistem sekolah yaitu murid, kepala sekolah, guru, tenaga kependidikan, pengawas sekolah, orang tua dan masyarakat sekitar. Selain faktor biotik tersebut, ada juga faktor abiotik yang menunjang keberhasilan dan keterlaksananya proses pembelajaran yaitu keuangan dan sarana prasarana.

Di dalam mengelola sumber daya yang ada di ekosistem sekolah, seorang pemimpin harus mampu memusatkan perhatian kepada sumber daya yang ada. Beberapa pendekatan yang bisa digunakan dalam mengelola sumber daya tersebut diantaranya: 

(1) Pendekatan berbasis masalah/ kekurangan (deficit based thingking), dimana pendekatan ini berfokus dan berkutat pada masalah utama dan isu; mengidentifikasi kebutuhan dan kekurangan; fokus mencari bantuan dari orang lain; merancang program atau proyek untuk menyelesaikan masalah; dan mengatur kelompok untuk menyelesaikan proyek tersebut. 

Pendekatan ini membuat kita tidak menyadari adanya potensi atau kekuatan yang dimiliki karena berpusat pada kelemahan dan kekurangan. 

(2) Pendekatan berbasis kekuatan/aset (asset based thingking), dimana pendekatan ini berfokus pada asset dan kekuatan; membayangkan masa depan; berpikir tentang kesuksesan yang diraih dan kekuatan untuk mencapai kesuksesan tersebut; mengorganisasikan kompetensi dan sumber daya (aset dan kekuatan); merancang dan melaksanakan rancangan aksi yang sudah diprogramkan sesuai berdasarkan visi dan kekuatan.

Sebagai pemimpin dalam pengelolaan sumber daya haruslah menggunakan pendekatan yang berpusat pada aset dan kekuatan yaitu asset based thingking. Selanjutnya pendekatan ini dikenal dengan istilah Pendekatan Komunitas Berbasis Aset (PKBA). 

Pendekatan ini menekankan kepada kemandirian komunitas dalam menyelesaikan tantangan yang dihadapi dengan bermodalkan dan berfokus pada potensi aset/ sumber daya kekuatan yang dimiliki. 

Ada 7 aset utama yang ada dalam sebuah komunitas yakni: modal manusia, modal sosial, modal fisik, modal lingkungan/alam, modal finansial, modal politik serta modal agama dan budaya. Jika ketujuh aset utama tersebut bisa dikelola dengan baik berdasarkan potensi dan kekuatan, maka ekosistem sekolah akan lebih berdaya guna dan berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun