Seperti mudik dunia yang butuh uang, mudik ke akhirat butuh amal shalih sebagai bekal. "Dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat)." (QS. Al-Hasyr: 18). Perbanyak ibadah, sedekah, dan kebaikan sebagai tabungan akhirat.
Jika mudik dunia harus jelas alamatnya, mudik ke akhirat pun harus jelas menuju surga, bukan neraka. "Maka barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh ia telah beruntung." (QS. Ali Imran: 185). Sebagaimana kita menabung, menjaga kesehatan, dan merencanakan perjalanan untuk mudik dunia, sudahkah kita menabung amal, menjaga hati, dan merencanakan jalan menuju surga?
Sebelum mudik, kita biasanya meminta maaf kepada keluarga. Sama halnya, sebelum kembali ke Allah, kita harus bertaubat dan membersihkan diri dari dosa. "Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa." (QS. Al-Baqarah: 197).
Jika mudik dunia tujuan akhirnya kampung halaman, maka mudik ke akhirat tujuan akhirnya surga atau neraka. "Maka barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam surga, sungguh ia telah beruntung." (QS. Ali Imran: 185). Jika kita rela berkorban demi mudik dunia, apakah kita sudah cukup berjuang untuk perjalanan ke kampung akhirat? Semoga kita termasuk orang-orang yang Allah mudahkan jalannya menuju surga.
Barakallahu fiikum
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI