Agar lebih optimal, pendekatan terhadap program gizi haruslah terpadu. Fokus utama tetap pada pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat secara langsung melalui sektor ekonomi (akses pangan yang terjangkau dan berkualitas), namun disertai edukasi melalui dunia pendidikan untuk jangka panjang. Dengan begitu, upaya peningkatan gizi dapat berjalan lebih komprehensif dan berkelanjutan.
Pemberian makan gratis sering kali tidak merata karena berbagai faktor yang saling terkait, di antaranya:
1.Keterbatasan Anggaran
Program makan gratis membutuhkan dana yang besar. Ketidakseimbangan alokasi anggaran antara daerah yang satu dengan lainnya sering kali menyebabkan ketidakmerataan, terutama di daerah terpencil atau yang sulit dijangkau.
2.Kendala Logistik dan Infrastruktur
Daerah dengan infrastruktur yang buruk, seperti jalan yang sulit diakses atau minimnya sarana transportasi, menghadapi tantangan besar dalam distribusi makanan secara merata.
3.Pendataan yang Tidak Akurat
Data yang kurang valid mengenai kelompok masyarakat yang membutuhkan dapat menyebabkan ketidaktepatan sasaran. Akibatnya, ada daerah atau kelompok yang menerima bantuan lebih, sementara yang lain terabaikan.
4.Prioritas Kebijakan Lokal
Setiap daerah memiliki prioritas yang berbeda. Ada pemerintah daerah yang lebih memfokuskan anggaran pada program lain, sehingga program makan gratis tidak menjadi prioritas utama.
5.Korupsi dan Penyimpangan