Mohon tunggu...
Melinda Harumsah
Melinda Harumsah Mohon Tunggu... Writer Islam Kaffah

Assalamualaikum. Wr. Wb Saya melinda harumsah, memiliki hobbi menulis, hidup untuk berkarya berdaya dan berkontribusi untuk Islam kaffah.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Kestabilan Pangan Dapat Membantu Kebutuhan Ekonomi Dan Kesehatan Gizi

15 Januari 2025   06:22 Diperbarui: 15 Januari 2025   06:22 75
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kestabilan pangan dapat membantu kebutuhan ekonomi dan kesehatan gizi

Oleh: Melinda Harumsah, S.E

 

Alih-alih jagat media sosial, ramai dengan pemberian makan gratis (PMG) disekolah.

Realitasnya pembagian makan itu tidak merata.

Jika pemerintah tujuannya untuk menuntaskan solusi masyarakat yang ter dampak stunting dengan cara PMG ke pendidikan, namun faktanya sampai sekarang tidak menjawab dari masalah tersebut. Bisa jadi malah menambah masalah.

Kenapa hal itu dapat terjadi?

 

Memang benar bahwa gizi sangat erat kaitannya dengan kesehatan masyarakat dan sektor ekonomi. Pemenuhan kebutuhan gizi yang cukup dapat meningkatkan produktivitas masyarakat, menekan angka stunting, serta memperbaiki kualitas hidup secara keseluruhan.

Namun, mengintegrasikan program gizi ke dalam dunia pendidikan juga memiliki manfaat strategis. Pendidikan adalah salah satu medium yang efektif untuk meningkatkan kesadaran dan literasi gizi sejak dini. Misalnya, program pemberian makanan tambahan di sekolah (PMT) atau edukasi gizi pada siswa dapat membantu menciptakan kebiasaan makan sehat di kalangan generasi muda.

Agar lebih optimal, pendekatan terhadap program gizi haruslah terpadu. Fokus utama tetap pada pemenuhan kebutuhan gizi masyarakat secara langsung melalui sektor ekonomi (akses pangan yang terjangkau dan berkualitas), namun disertai edukasi melalui dunia pendidikan untuk jangka panjang. Dengan begitu, upaya peningkatan gizi dapat berjalan lebih komprehensif dan berkelanjutan.

Pemberian makan gratis sering kali tidak merata karena berbagai faktor yang saling terkait, di antaranya:

1.Keterbatasan Anggaran

Program makan gratis membutuhkan dana yang besar. Ketidakseimbangan alokasi anggaran antara daerah yang satu dengan lainnya sering kali menyebabkan ketidakmerataan, terutama di daerah terpencil atau yang sulit dijangkau.

2.Kendala Logistik dan Infrastruktur

Daerah dengan infrastruktur yang buruk, seperti jalan yang sulit diakses atau minimnya sarana transportasi, menghadapi tantangan besar dalam distribusi makanan secara merata.

3.Pendataan yang Tidak Akurat

Data yang kurang valid mengenai kelompok masyarakat yang membutuhkan dapat menyebabkan ketidaktepatan sasaran. Akibatnya, ada daerah atau kelompok yang menerima bantuan lebih, sementara yang lain terabaikan.

4.Prioritas Kebijakan Lokal

Setiap daerah memiliki prioritas yang berbeda. Ada pemerintah daerah yang lebih memfokuskan anggaran pada program lain, sehingga program makan gratis tidak menjadi prioritas utama.

5.Korupsi dan Penyimpangan

Dalam beberapa kasus, ada penyimpangan dalam pelaksanaan program, seperti korupsi atau salah kelola, yang menyebabkan bantuan tidak sampai ke target secara maksimal.

6.Ketergantungan pada Donasi atau Hibah

Beberapa program makan gratis bergantung pada donasi atau hibah dari pihak ketiga. Ketika pendanaan ini tidak konsisten, distribusi menjadi tidak merata.

Mengalokasikan anggaran program ma

kan gratis (PMG) ke masyarakat untuk meningkatkan kestabilan pangan dan pemenuhan kebutuhan ekonomi serta gizi kesehatan masyarakat dapat menjadi solusi yang lebih efektif, asalkan pendekatan ini direncanakan dan dijalankan dengan baik.

Benar sekali, kestabilan pangan memiliki peran penting dalam mendukung kebutuhan ekonomi dan kesehatan gizi masyarakat. Berikut adalah beberapa alasannya:

1.Mendukung Kebutuhan Ekonomi

Mengurangi Beban Pengeluaran: Kestabilan pangan memastikan harga bahan makanan pokok tetap terjangkau, sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan lainnya tanpa tekanan finansial yang berat.

Meningkatkan Produktivitas: Akses pangan yang cukup mendukung asupan energi dan kesehatan masyarakat, yang pada akhirnya meningkatkan produktivitas tenaga kerja.

Menggerakkan Ekonomi Lokal: Jika kestabilan pangan dicapai melalui pemberdayaan petani lokal, hal ini akan memperkuat perekonomian daerah dan menciptakan lapangan kerja.

2.Meningkatkan Kesehatan Gizi

Mencegah Malnutrisi dan Stunting: Ketersediaan bahan makanan bergizi dalam jumlah yang cukup dapat membantu memenuhi kebutuhan nutrisi, terutama pada anak-anak dalam masa pertumbuhan.

Mengurangi Risiko Penyakit: Dengan asupan gizi yang memadai, risiko penyakit terkait malnutrisi, seperti anemia, obesitas, atau gangguan metabolisme, dapat ditekan.

Memperpanjang Harapan Hidup: Gizi yang baik berkontribusi pada kesehatan jangka panjang, yang meningkatkan harapan hidup masyarakat.

Upaya untuk Mencapai Kestabilan Pangan:

1.Diversifikasi Pangan

Menggalakkan konsumsi bahan pangan lokal dan beragam agar ketergantungan pada satu jenis bahan makanan berkurang.

2.Penguatan Pertanian Lokal

Memberikan insentif kepada petani, seperti subsidi pupuk atau alat, dan pelatihan tentang teknik pertanian modern agar produksi pangan meningkat.

3.Distribusi yang Merata

Meningkatkan infrastruktur dan jaringan logistik untuk memastikan pangan sampai ke daerah terpencil dengan harga yang wajar.

4.Edukasi Gizi

Mengedukasi masyarakat tentang pentingnya gizi seimbang untuk kesehatan, sehingga mereka dapat memanfaatkan bahan pangan yang tersedia dengan lebih baik.

Dengan kestabilan pangan yang terjaga, kebutuhan ekonomi dan kesehatan gizi masyarakat dapat terpenuhi secara berkesinambungan, menciptakan masyarakat yang lebih produktif dan sejahtera.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun