Ditambah lagi dengan pandemi COVID-19 dan perang Rusia-Ukraina yang menyebabkan krisis pangan global dan meningkatnya harga minyak bumi, semakin menyadarkan dunia akan pentingnya penggunaan energi terbarukan untuk pembangunan dan ekonomi yang berkelanjutan.
Indonesia sendiri telah merasakan dampaknya, yaitu penurunan pertumbuhan ekonomi. Banyak usaha terpaksa tutup, sehingga sulit untuk mencari pekerjaan dan tingkat kejahatan meningkat. Berdasarkan data yang diperoleh dari databoks, per Agustus 2020 jumlah pengangguran di Indonesia bertambah dari 2,67 juta menjadi 9,77 juta orang. Pemanasan global dan perang Rusia-Ukraina juga berdampak pada krisis pangan di Indonesia.Â
Bila tidak ditangani dengan baik dan dibiarkan terus menerus, seiring dengan berjalannya waktu, akan terjadi krisis pangan lalu kemiskinan dan kesenjangan sosial yang tumbuh tak terkendali. Adanya pencemaran, degradasi tanah dan kekeringan mengakibatkan hasil bumi menurun. Akibatnya sumber pangan dan pendapatan rakyat berkurang.
Semua ini dapat terjadi akibat tidak adanya perencanaan yang baik terhadap upaya-upaya pelestarian lingkungan.
Hubungannya dengan KTT G20?
KTT G20 menjadi momentum bagi Indonesia untuk membuktikan tekadnya sebagai pusat investasi hijau dan mewujudkan net zero emission. Forum ini menjadi wadah bagi 20 negara yang hadir untuk saling berdialog, berbagi pengetahuan dan teknologi, serta best practices demi ekonomi yang berkelanjutan.
Pertukaran pengetahuan dan teknologi ini penting bagi Indonesia untuk mengembangkan riset-riset yang mendukung terwujudnya ekonomi berkelanjutan.
Tantangan bagi Indonesia saat ini dalam melakukan transisi energi–sebagai bagian dari investasi hijau–adalah mengubah sikap dan cara pandang masyarakat terhadap penggunaan energi terbarukan, finansial dan teknologi yang belum mendukung, serta belum adanya insentif terhadap usaha-usaha ramah lingkungan.
Meskipun demikian, Indonesia telah memulai langkah pertamanya untuk menerapkan investasi hijau dengan menggunakan kendaraan listrik dan membangun stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SKLU)
Langkah selanjutnya, Indonesia menjalin kerja sama dengan perusahaan-perusahaan dari Korea Selatan untuk membangun industri baterai listrik dan pabrik kendaraan listrik. Kerja sama ini bertujuan untuk mempercepat pertumbuhan investasi hijau di Indonesia. Kolaborasi antara Korea Selatan dan Indonesia ini tidak terbatas pada investasi dan pertukaran teknologi, tetapi juga dari tingkat perizinan, pengawasan, hingga realisasi investasi.
Gerakan investasi hijau kemudian semakin meluas di Indonesia. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM), Teten Masduki mendorong pertumbuhan ekonomi dari pengembangan usaha mikro dan kecil menengah (UMKM) yang berorientasi ramah lingkungan dan berbasis keunggulan lokal.