Mohon tunggu...
Meliana Aryuni
Meliana Aryuni Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis pemula yang ingin banyak tahu tentang kepenulisan.

Mampir ke blog saya melianaaryuni.web.id atau https://melianaaryuni.wordpress.com dengan label 'Pribadi untuk Semua' 🤗

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Rezeki yang Tersembunyi dari Keberagaman Karakter Anak

28 Mei 2022   14:58 Diperbarui: 12 Juni 2022   20:00 702
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi karekter anak. (Foto oleh Sharon McCutcheon/pexels.com)

Penyikapan atas perilaku anak ini dibutuhkan suatu kepekaan yang dalam sehingga keharmonisan akan terjaga dengan sendirinya. Inilah yang sampai sekarang saya pelajari dalam keluarga kecil saya.

Alhamdulillah ada tiga bocah yang dianugerahkan Allah swt. dalam kehidupan saya dan suami. Mereka telah memberi banyak pelajaran kepada kami. 

Mereka menjadi guru kehidupan yang tidak kami dapatkan dari pendidikan formal. Dengan karakter mereka, saya seakan-akan membaca 'buku besar' dan tebal tentang bagian dari kehidupan ini. 'Buku' itu harus dibuka dan dibaca terus agar keluarga kami harmonis.

Karakter dari ketiga anak saya memang berbeda. Benarlah kiranya pepatah yang mengatakan bahwa banyak anak, banyak 'rezeki'. Bagi saya rezeki di sini bukan materi atau uang saja. 

Namun, rezeki yang saya pahami adalah ilmu yang saya dapat dari beragamnya karakter anak. Ilmu ini tidak bisa dihitung dengan angka bahkan dia lebih berharga dari angka itu sendiri.

Betapa banyak ilmu yang saya dapatkan setelah memiliki 3 anak. Ilmu memahami karakter, ilmu tentang penyebab kelakuan anak, sampai ilmu untuk mengatasi perilaku mereka. 

Bahkan ilmu bagaimana menyikapi anak dengan permasalahannya. Semua ilmu itu akan terus dipelajari sepanjang kehidupan ini.

Pernah enggak kita merasa orang tua pilih kasih kepada salah satu anak atau saudara kita? Jawab di dalam hati, ya. Menurut saya, tidak ada satu orang tua pun yang pilih kasih terhadap anaknya. 

Mereka bersikap seperti itu karena pasti ada sebab tertentu. Salah satu penyebabnya adalah mereka sangat paham pada karakter masing-masing anak.

Di masa lalu, saya pernah merasakannya, tetapi setelah menjadi orang tua semua pemikiran dan kesan 'pilih kasih' pada satu anak menjadi hilang. 

Ketika anak sulung saya menyatakan saya pilih kasih kepada si bungsu, maka saya langsung sadar bahwa si sulung butuh perhatian. Saya sadar bahwa selama ini perhatian saya tertuju kepada si bungsu yang menurut saya lebih membutuhkan perhatian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun