Mohon tunggu...
Melati Mekar M
Melati Mekar M Mohon Tunggu... -

Farmasi Unhas 2014

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Resep Dokter dan Perusahaan Obat

29 November 2014   06:58 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:33 252
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Resep Dokter dan Perusahaan Obat

Ketika pasien telah memeriksakan dirinya ke dokter, yang dilakukan dokter pada umumnya adalah pemberian resep. Resep adalah permintaan seorang dokter yang diberikan kepada apoteker untuk membuat dan menyerahkan obat kepada pasien. Namun kenyataannya, pasien akan menerima resep yang biasanya “ tidak masuk akal “, akan tetapi karena ketidaktahuan pasien, biasanya mereka menerima saja resep dari dokter tersebut. Adanya kerja sama atau yang biasa disebut KS antara dokter dengan perusahaan obat tersebut menimbulkan kekonyolan terhadap resep yang diberikan. Dokter menerima uang muka yang nantinya akan dikembalikan hingga beberapa kali lipat. Misalnya apabila seorang dokter diberi uang sebesar 100 juta maka ia harus meresepkan obat dari perusahaan obat tersebut senilai 400 juta atas pengembaliannya.

Saat seorang dokter menjalin kerja sama dengan perusahaan obat maka perusahaan tersebut akan mengirimkan wakil yang disebut dengan medical representative atau medrep. Mereka akan mengawasi dokter dan menentukan apotek – apotek apa saja yang harus dokter berikan rujukan kepada pasiennya. Tugas dari seorang atau sekelompok medrep adalah membawa informasi produk, kepada dokter, para medis, ke apotek dan rumah sakit. Bagaimana mereka mampu berkomunikasi dengan baik, sebab semakin baik dan semakin handal seorang medrep dalam hal pemasarannya semakin sukses ia dalam menjalankan tugasnya. Sebaliknya, apabila seorang medrep tidak mampu memasarkan produknya dengan baik maka akan sulit menjalin kerja sama. Namun tidak gampang menjalin kerja sama dengan dokter, mereka harus melakukan survey kecil – kecilan, berapa banyak pasien dari dokter tersebut, serta di apotek mana dokter merujuk resepnya. Salah satu cara dari para medrep untuk menarik minat para dokter adalah dengan memberikan fasilitas kepada para dokter yang telah diajak kerja sama . Sejumlah dokter biasanya meminta komisi dalam bentuk uang, namun biasanya juga dalam bentuk barang maupun tiket untuk liburan. Namun feedbacknya adalah mereka harus meresepkan obat dari perusahaan obat yang telah diajak kerja sama.

Salah seorang mantan medrep mengungkapkan bahwa ia pernah dan sejak lama bekerja sama dengan para dokter di semua daerah di Indonesia. Ia juga mengatakan bahwa bagian yang diterima rumah sakit bisa lebih dari 25 persen. Jika mereka hanya mau menerima komisinya saja tetapi tidak mau meresepkan obat dari perusahaan obat yang diajak bekerja sama, maka dokter tersebut akan di black-list oleh perusahaan obat tersebut. Medrep tersebut juga mengungkapkan bahwa kekonyolan pada resep yang diberikan oleh dokter tidak hanya sekali saja tetapi sangat sering, namun para pasien tidak menyadari akan hal tersebut. Seperti misalnya pada kasus dokter memberikan resep antibiotik cair kepada pasien dewasa yang seharusnya resep tersebut diberikan kepada pasien anak – anak. Dan seharusnya pasien dewasa diberikan obat atau antibiotik tablet namun karena tuntutan kerja sama tersebut, maka mereka memberikan resep yang bisa di bilang “ tidak masuk akal “ atau “ dipaksakan “. Contoh kasus lainnya adalah pemberian resep antibiotic golongan tinggi kepada pasien yang seharusnya penyakitnya dapat diobati dengan antibiotik golongan rendah. Hal tersebut dapat menyebabkan pasien resisten terhadap antibiotik golongan rendah akibat dokter mengadakan kerja sama untuk meresepkan golongan yang lebih tinggi. Mereka meresepkan antibiotik golongan tinggi alasannya karena harga dari antibiotik tersebut agak lebih tinggi atau lebih mahal dari yang golongan rendah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun