"Jahaaattt...." teriak anak-anak yang duduk bersila di bawah panggung.
"Kok jahat?" teriak seorang pria yang mengenakan surjan biru. "Saya udah baik sekali dengan meminjami mereka uang untuk beli senjata dan makanan."
"Kalau baik mah dikasih aja," teriak seorang anak berbadan besar.
"Enak saja..." teriak pria yang mengenakan surjan biru.
Aku tertawa terbahak-bahak mendengar interaksi pemain teater dan penontonnya yang masih belia. Minggu itu, aku menonton Pentas Dongeng yang diselenggarakan oleh Teater Koma di Museum Nasional. Ceritanya adalah tentang rentenir yang menjerat pasukan Pangeran Diponegoro saat berperang dengan Belanda.
"Anak kecil mah polos ya," komentar suamiku yang juga ikut menonton.
"Ya wawasannya baru segitu," celetukku.
Seperti yang aku bilang di artikel ini, anak-anak belum memiliki pengalaman dan wawasan sehingga sudut pandangnya terbatas. Yang mereka tahu ya orang baik kalau mau memberi ya memberi saja. Mereka belum memiliki wawasan bisnis layaknya orang dewasa yang mengerti.
Memang adakah orang dewasa yang tidak mengerti tentang wawasan bisnis?
Harus aku akui, banyak orang dewasa yang sudut pandangnya terbatas. Entah mereka memang tidak tahu atau menutup diri untuk tahu. Seperti yang aku alami pagi ini.