Cerita bersambung ini diadaptasi dari naskah pertunjukan Agus Noor berjudul Hakim Sarmin
Pak Walikota duduk termangu di ruangannya. Situasi politik dan hukum di kotanya benar-benar kacau balau. Pak Walikota nampak lelah dan sakit. Tiba-tiba ada sesuatu yang mengetuk-ngetuk jendelanya. Pak Walikota tampak sangat kaget.
"Siapa itu?!" teriaknya dengan lantang.
Pak Walikota tampak siap dengan tongkat yang selalu ada di sudut ruangannya. Tak berapa lama muncul sosok bayangan yang tadi mengetuk jendela ruang kerja Pak Walikota celingukan.
"Agen 007," desis bayangan itu.
Pak Walikota kemudian tersadar dari kekagetannya. Dia cepat-cepat membuka jendela kamarnya. Bayangan yang mengaku Agen 007 tadi segera meloncat masuk ke dalam rumah.
"Hakim Ngatiman, mengapa mengendap-ngendap?" tanya Pak Walikota sambil melotot. "Tidak bisa lewat pintu, memang?"
Ternyata Agen 007 itu adalah Hakim Ngatiman yang masuk rehabilitasi. Pak Walikota merasa sebal karena Hakim Ngatiman membuatnya terkejut.
"Lewat pintu yang mana, Pak?" tanya Hakim Ngatiman setengah meledek. "Saya ini agen mata-mata. Orang taunya saya sedang direhabilitasi karena gila."
Pak Walikota kemudian tersadar dan minta maaf.