Mohon tunggu...
Meita Eryanti
Meita Eryanti Mohon Tunggu... Freelancer - Penjual buku di IG @bukumee

Apoteker yang beralih pekerjaan menjadi penjual buku. Suka membicarakan tentang buku-buku, obat-obatan, dan kadang-kadang suka bergosip.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Kasus Kematian Calon Pencuri Emas

22 Oktober 2018   09:46 Diperbarui: 22 Oktober 2018   09:58 390
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dian menuju kursinya dan menghempaskan badannya di kursi itu. Sandra memperhatikan gerakan bosnya. Sesekali dia membaca bendel kertas, sesekali dia melirik bosnya. Dia sedang menimang-nimang untuk berbicara atau tidak.

"Syndrom Brugada?" gumam Sandra agak keras. Berharap Dian mendengar dan akan menjelaskannya.

Dian melirik ke arah Sandra sebentar, lalu memejamkan matanya dan meletakkan kepalanya di atas sandaran kursi.

"Itu penyebab kematian pemuda itu," kata Dian.

"Jadi tidak ada yang membunuhnya?" tanya Sandra.

Dian mengangkat bahunya.

"Sepertinya tidak. Semua orang yang terlibat punya alibinya masing-masing. Dan hasil otopsi mayatnya pun seperti itu," kata Dian.

Dian menguap. Sandra melihat jam tangannya. Pukul 5 sore. Sudah waktunya dia bersiap untuk pulang.

Catatan: 

Sindrom Brugada adalah gangguan jantung yang sangat serius dan menyebabkan irama atau detak jantung menjadi terlalu cepat, terlalu lambat, atau tidak teratur. Kondisi ini membuat jantung tidak bisa memompa darah ke seluruh tubuh secara optimal. Jika hal ini terjadi, dampaknya akan sangat fatal dan bisa mengancam nyawa seseorang.

Sindrom Brugada merupakan salah satu penyebab utama kasus kematian mendadak pada anak muda yang dinyatakan sehat dan tidak mengalami gangguan jantung. Yang lebih mengkhawatirkan, kasus kematian yang disebabkan oleh sindrom Brugada sering terjadi secara tiba-tiba, tanpa menujukkan gejala sama sekali. (alodokter.com)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun