Mini turnamen kelas: Di akhir fase, guru mengadakan pertandingan kecil yang menekankan sportivitas dan penerapan aturan permainan.
Refleksi dan diskusi: Setelah bermain, murid diminta menceritakan pengalaman mereka, kesulitan yang dihadapi, dan hal-hal yang ingin diperbaiki.
Pendekatan backward design mendorong guru untuk memulai dari capaian pembelajaran, menentukan metode penilaian yang sesuai, dan merancang pengalaman belajar yang mendukung capaian tersebut. Dalam pelajaran badminton, misalnya, guru tidak hanya mengajarkan teknik secara acak, tetapi merancang rangkaian belajar yang bertahap dan sistematis, dengan penilaian yang mendukung, agar murid tidak hanya bisa memukul shuttlecock, tetapi juga memahami permainan dan menguasai teknik secara mendalam. Jika diterapkan dengan baik, backward design membantu pembelajaran menjadi lebih terarah, bermakna, dan berdampak jangka panjang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI