Buku ini menyentil berbagai kisah perihal jilbab di berbagai institusi dan keadaan sosial. Kalis menceritakannya dengan diksi yang sangat mudah dicerna, sehingga letupan-letupan sudut pandangnya itu bisa mulus diterima pembaca.
Kalis membahas kejelasan Al Qur'an menjadikan perempuan sebagai makhluk yang bermartabat dan harus dimanusiakan. Lalu, ia melanjutkannya dengan pertanyaan, bagaimana sesuatu yang bermartabat itu menjadi topik feodal dan mengerikan?
Jilbab dan Pergeseran Fenomena
Kalis menilai, jilbab saat ini telah menjadi tren dan komoditi yang sangat laris. Bahkan ia membandingkan penjualan buku dan jilbab. Ketika jilbab yang harganya lumayan bisa terjual 3000 pcs perbulan, buku yang harganya sedikit dibawahnya hanya terjual 2000 pcs dalam satu tahun.
Pergeseran fenomena ini juga bisa kita saksikan dari film. Dua film yang tokohnya sama-sama berjilbab namun menggambarkan dua penilain yang berbeda yakni ketika film 'Ayat-Ayat Cinta' (2008) jilbab menjadi lambang kesucian dan kebaikan, sedangkan di film 'Ipar Adalah Maut' (2024) hanya sebagai aksesoris.
Buku ini bukan menjadi tempatnya mengkritik berbagai bentuk jilbab. Namun lebih dari pada itu. Kalis menyediakan jembatan untuk memiliki sudut pandang yang lebih luas. Dalam tulisannya, Kalis mengajak kita untuk saling menghargai keputusan setiap perempuan untuk memilih jilbabnya masing-masing, bahkan jika memilih untuk tidak berjilbab.
Meskipun buku ini sangat asik, bahkan bisa selesai dalam sekali duduk. Bukan berarti tidak memiliki kekurangan. Menurutku, buku ini akan lebih bisa didalami ketika ditambahi dengan daftar pustaka. Tentu, hal ini akan menjadi tambahan semangat bagi pembaca untuk semakin membuka mata perihal topik ini.
Akhir kata, ada sebuah kutipan yang bisa menjadi benang merah dari berbagai esai di buku ini. Yakni "Islam mengajarkan kita untuk saling menghormati, bukan menghakimi. Maka kita harus menghargai pilihan pakaian seorang muslimah".
NB : Artikel ini telah terbit di website koranpeneleh.org
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI