"Bayram" atau "Festival" berasal dari Bahasa Utsmaniyah. Â Oleh karena itu kata ini digunakan di Turki dan negara-negara bekas Kesultanan Utsmaniyah lainnya seperti Bosnia dan Albania.
Namun, di negara-negara lain di dunia Islam, kata Arab "Idul Fitri" lebih disukai. Di Turki perayaan ini dikenal dengan nama "Ramzan Bayrami".
Awalnya tidak ada hubungannya dengan pembagian permen meskipun bagi Sebagian orang itu berperan: saat berangkat shalat Bayram di pagi hari, biasanya makan sesuatu yang manis-manis terlebih dahulu.
Ada hal yang menarik, karena persahabatanku dengan teman-teman Turki di desa tempatku tinggal maka aku tahu sedikit cerita bahwa ada persamaan antara muslim Turki dan Indonesia. Â
Perhatikan ini baik-baik. Â Ini bisa menjadi salah satu bahan penelitian kalian yang tertarik studi magister atau doktoral.
Suatu waktu, teman Turkiku bilang bahwa dia akan melakukan acara "Aruwa". Kemudian aku langsung menanggapi, "Oh, memperingati atau acara doa untuk kerabat yang sudah meninggal?". Â Dia cukup terkejut karena aku tahu acara itu. Kemudian aku menjelaskan bahwa di Indonesia dimana aku tumbuh dan dibesarkan (kota Gorontalo) ada juga acara seperti itu. Â
Dari cerita ini, aku berpikir bahwa bisa saja penyebaran agama Islam di Indonesia berasal dari negara-negara bekas Kesultanan Ustmaniyah, bukan dari negara-negara Arab.
Inilah, sedikit ceritaku di hari "Zuckerfest" dimana keluargaku juga juga punya "Festival Gula" dengan kehadiran si adek  pada 17 tahun yang lalu.Â
Khusus bagiku sebagai ibu, aku mamaknai juga hari ini sebagai hari kemenangan atas perjuangan bersalin. Terima kasih kepada Yang Maha Kuasa Sang Pemilik Semesta Alam dan semua pihak yang telah menolongku.Â
Selamat Idul Fitri untuk semua sahabat-sahabat Kompasiana. Â Semoga Kembali fitri dan dipertemukaan dengan Ramadan berikut.
10 April 2024, Kernen im Remstal (kota kecil dekat Stuttgart),
Salam hangat,
Meike Juliana Matthes