"lebih sexy batu itu toh dia lebih setia dibandingkan dengan-nya!"cempreng kembali mengarakan pandangannya kea rah yang sama dengan pandanganku meski dia tidak seperti aku yang sedari awal selalu setia mengikuti wanita dengan sepatu ceper dengan rambut yang selalu basah baik matahari terbenam pun matahari terbit pun dengan plat nomer yang berbeda pun dengan mobil yang beraneka jenis yang jelas tubuhnya memang bak biola dengan panggul yang menyerupa lekukan leher naga ketika sang naga menegakkan punggungnya,akh rasanya pujianku tidak berlebihan kirannya mengingat bentuk seperti itu yang biasanya membuat lelaki tergila-gila terutama para orang dengan cas cis vus dan ewes-ewes bahasa yang semakin hari tidak semakin berkurang malah semakin bertambah dengan kemudahan yang dicanangkan oleh Negara gemah limpah loh jinawi yang konon katanya tongkat kayu dan batu menjadi tanaman apalagi dengan batu besar?apa yang bias dilakukan negeri gemah limpah loh jinawi dengan batu besar?
"itu sebuah legenda aja jangan terlalu dramatisir,apa hubungannya panggul dengan naga apalagi dengan batu besar!"suara cempreng itu kembali terdengar meski nadanya agak lirih seerti lampu-lampu merkuri yang mulai kelihatan menyala keputihan sebelum berubah warna menjadi kuning  menerangi jalanan.
"Legenda kadang bias terulang kembali tau!"lanjut suara cepreng sambil mengamati kembali perempuan yang menarik perhatianku tidak kurang dari Sembilan bulan sekian jam sekian detik mungkin aku kurang memperhatikan-nya sebelum jangka waktu tersebut mengingat kelelakian-ku tidak cukup puas hanya dengan siluet-siluet yang sahaja saja dan kali ini perempuan itu cukup luar biasa dengan rambut yang selalu basah dan kaki-kaki-nya dengan sepatu ceper mobil dipinggir trotoar yang berganti-ganti apa dan bagaimana dengan sang supir yang konon katanya kebanyakan masih didominasi oleh lelaki apa bergabti-ganti juga apa yang dikerjakan dan sedang dikerjain oleh siapa perempuan itu dengan imbalan berapa akh agaknya kelelakian-ku sedikit kepo juga.
      Terdiam bahkan kulihat si suara cempreng juga sama sepertiku pandangan kami sesaat melirik kea rah lampu merkuri yang sudah mulai menerangi jalanan dengan suara gemuruh angina yang semakin kencang dan devur ombak yang sesekali melampau pembatas bibir antai yang terbuat dari tumpukkan batu kali agaknya pasang kali ini agak tinggi dibandingkan dengan hari-hari biasanya.
"kamu percaya hal tersebut?"
"tentang apa naga atau panggul?sahut suara cempreng dengan seenaknya sambil terus menikmati perempuan yang kelihatannya tengah mengunyah pelan pisang agape sejenis pisang yang dibakar dan diberi coklat atau keju atau hanya dengan taburan gula merah mungkin lebih dikenal dengan pisang bakar.
"bisa nggak jawab tabakkanku !!"Tanya suara yang semakin lama semakin cempreng tapi apa daya setidaknya hanya dia yang setia menemaniku dimanapun dan kapanpun disbanding dengan yang lainnya.
"apaan?"
"apa persamaan naga dengan perempuan ?"
"Waks...pin-pin bo dah pintar pintar bodoh jawabku sambil tergelak agak puyeng mendengar pertanyaan cempreng hingga terbersit sekelebat iseng dalam benakku menyikapi pernyataan dan pertanyaan cempreng."Naga dan perempuan sama sama suka makan!"
"Lah...!"