Mohon tunggu...
Meidy Y. Tinangon
Meidy Y. Tinangon Mohon Tunggu... Lainnya - Komisioner KPU Sulut | Penikmat Literasi | Verba Volant, Scripta Manent (kata-kata terbang, tulisan abadi)

www.meidytinangon.com| www.pemilu-pilkada.my.id| www.konten-leadership.xyz| www.globalwarming.blogspot.com | www.minahasa.xyz| www.mimbar.blogspot.com|

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kantata Para Bintang di Panggung Demokrasi

26 September 2020   08:10 Diperbarui: 26 September 2020   08:15 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
||fineartamerica.com|| 

Para bintang di panggung demokrasi, berjubah warna-warni, berharap menjadi yang terpilih, kidungkan kantata kepada Sang Khalik. Sadar, panggung demokrasi, rivalitas politik mengada dalam dunia milik Sang Khalik.

"Tuhan! Tuhan kami yang kuasa, ampuni kami atas segala dosa masa lalu. Berkenanlah Engkau perintahkan pemilih, memilih aku. Engkaulah pemilik suara rakyat. Vox Populi, Vox Dei,"  pinta para bintang.  

Semua berharap kemenangan, semua yakin terpilih, semua menjadi mahluk suci. Lutut mencium tanah, mulut komat kamit, kidungkan kantata penuh asa kepada kemenangan.

Kantata para bintang, adakah yang meminta izin membeli suara Tuhan? Tak ada! Bintang di langit pun tahu Tuhan tak bisa dibeli. Tuhan bukan barang dagangan. 

Tuhan tak pernah tutup mata. Tak ada yang bisa sembunyi. Kantata para bintang, kidungkanlah kidung harap, pasrah dan janji kepatuhan pada kehendak Sang Khalik. Segala panggung dunia, ada dalam kuasaNya. Demokrasi ada dalam kuasaNya. Hanya ada satu bintang yang kan Dia pilih. 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun