Mohon tunggu...
Meidy Y. Tinangon
Meidy Y. Tinangon Mohon Tunggu... Lainnya - Komisioner KPU Sulut | Penikmat Literasi | Verba Volant, Scripta Manent (kata-kata terbang, tulisan abadi)

www.meidytinangon.com| www.pemilu-pilkada.my.id| www.konten-leadership.xyz| www.globalwarming.blogspot.com | www.minahasa.xyz| www.mimbar.blogspot.com|

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Drama Sang Pemenang dan Sang Kalah

19 Juni 2020   00:03 Diperbarui: 19 Juni 2020   00:10 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
| www.bigstockphoto.com | 

Menang adalah senang dan nikmat  
Panggung sandiwara bergemuruh oleh teriakan senang sang penikmat kemenangan

Lihat, jemari sang pemenang menggenggam senang hasrat yang tergenapi bercampur darah sang kalah,  yang terbaring meringis menahan perih tak bertepi 

Sang pemenang sibuk menikmat prosesi, memeluk piala dan mencium mesra medali keemasan, diiring gemuruh penonton yang elu pada sang pemenang yang lupa diri dan juga melupakan sang kalah, yang kalahnya membawa kemenangan untuk sang pemenang 

***

Kalah adalah nyanyian sunyi dan derita
Panggung sandiwara senyap, hanya sesekali terdengar nada bisikan isak tangis diiring irama nestapa

Lihat, jemari tak kuasa menggenggam semangat yang patah
Jemari gemetar tanpa daya, mengulur penuh asa akan ada seorang bersambut genggam jemari, lalu menghela tubuh yang tiada berdaya itu

Namun asa tinggalah asa, hanya sang kalah berteman sunyi dan derita, tiada yang datang menyambut jemari sang kalah yang terus terulur di sisa napas kekalahan
Sang kalah akhirnya, mencoba berdiri dalam prosesi kenestapaan diiring nada cibiran penonton yang merindu pemenang

***

Di putaran episode yang lain, bukan di panggung sandiwara, sang pemenang hilang ingatan karena melupa diri
Para penonton tiada peduli, tak ada lagi gemuruh dan tepuk tangan, apalagi uluran tangan untuk tangan sang pemenang  

Lihat, sang kalah tetaplah kalah! datang menggandeng sang pemenang penuh kasih mesra lalu membawanya dalam ingatan
Bahwa menang adalah kesenangan dan kenikmatan sementara
Bahwa kalah adalah derita dan sunyi sementara yang berubah menjadi kemenangan tiada tara, kemenangan sang nurani   

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun