Mohon tunggu...
Meicky Shoreamanis Panggabean
Meicky Shoreamanis Panggabean Mohon Tunggu... Administrasi - Penulis biografi BTP dan Munir

www.gurupenulis.weebly.com

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Tiga Pengalaman “Dijegal” Penulis Lain

17 Mei 2015   20:33 Diperbarui: 17 Juni 2015   06:53 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Saya ingin menulis tentang si Bulan.Saya menghubungi Matahari  karena dia punya nomor kontak si Bulan namun saya dipingpong terus dan  akhirnya  tidak  diberi. Lalu  saya diberitahu seseorang bahwa si Matahari sedang menulis buku tentang si Bulan. Ini kejadian pertama. Kejadian kedua sama persis, hanya orang-orangnya yang beda.

Sekarang kejadian ketiga. Saya menulis buku tentang si Ayam dan dikasih tahu si Kucing bahwa si Ayam ngga mau lagi ketemu saya. Setelah saya cek, Ayam cerita bahwa Kucing mau menulis buku tentang dia dan dia minta agar antri, setelah saya selesai membuat bukunya, barulah si Kucing   gantian membuat bukunya.

***

Asisten Ahok, Sakti, ngomong begini waktu tahu saya ingin membuat buku bosnya,”Mbak, bukunya Bapak sekarang lagi dicetak Gramedia, lho. Udah ada 4 kalo ngga salah”.  Saya bilang,”Ngga papa. Bukunya pasti beda, ‘kan yang nulis orangnya beda”.

Isi dan  pembagian bab  semua buku Ahok (sampai saat ini ada sekitar 6)  berbeda satu dari yang lainnya. Biografi saya tentang Munir kalau tidak salah adalah buku tentang Munir yang ke-6. Isi semua buku  berbeda.

“No one ever reads the same book”,kata pepatah. Tak ada orang yang pernah membaca buku yang sama. Buku yang dipegang bisa berjudul sama namun saat membaca, tiap orang memproses isinya dengan cara berbeda. Ambillah Cinderella sebagai contoh. Anak pertama membacanya  dan tertarik dengan  tikus-tikus yang menjadi sahabat Cinderella. Anak kedua  terpesona dengan kebaikan hati Cinderella. Anak ketiga takjub mlihat betapa jahatnya si ibu tiri.

“No one ever writes the same book”. Tak ada penulis  yang menulis buku yang sama tentang orang yang sama. Orang atau obyek tulisan bisa sama namun cara penulis memproses orang itu beserta kehidupannya pastilah berbeda. Kenapa ? Karena tak ada penulis yang sama. Tiap penulis dibesarkan dengan pola asuh yang berlainan, membaca buku yang beda, menonton film yang beda, punya kepribadian yang berbeda, tertarik pada hal yang berbeda, punya selera dan  nilai-nilai yang juga berbeda.

Dan tepat, ‘perbedaan’ itulah inti dari solusi masalah (saya menganggap menjegal  penulis adalah sebuah masalah). Karena berbeda itulah maka penulis tak boleh takut jika penulis lain tertarik untuk mengulas obyek yang sama. Buku yang dihasillkan tak akan bisa sama.

Saya tak khawatir orang lain menulis buku tentang Ahok. Saya punya selusinan transkrip wawancara Ahok dari You Tube. Semuanya saya pajang di website danbeberapa FB groups. Kalau mau pakai, silahkan. Bagaimana kalau ternyata buku  tentang Ahok yang ditulis penulis lain lebih bagus dan lebih laku ?

Di sini mungkin kita tiba pada akar keengganan ke-3 penulis di atas membantu saya karena ternyata mereka berminat  menulis  tentang orang yang sama.

Menulis, pada akhirnya, dan juga  pada mulanya, bukanlah tentang royalty yang menumpuk,  liputan media, atau pujian pembaca. Kalau itu yang dikejar seorang penulis, otomatis  ia akan melihat penulis lain sebagai kompetitor.

Pada akhirnya, dan juga pada awalnya, orang menulis karena ada hal penting untuk dibagikan. “Tulislah sesuatu yang layak untuk dibaca atau kerjakanlah sesuatu yang layak untuk ditulis”, begitu kata Benjamin Franklin.

Hendaknya seorang penulis membuat tulisan karena percaya bahwa kata punya nyawa.

Seharusnya penulis membuat karya karena percaya bahwa ia  bisa mengungkapkan kebohongan, mempertahankan apa yang baik, memanjakan imajinasi, mencerdaskan, mengembangkan apa yang sudah bagus, menghentikan kenyataan yang buruk, membuat kenyataan baru…Macam-macamlah.

Nama terkenal dan uang hendaknyalah menjadi efek samping  penerbitan sebuah buku, bukan tujuan.

Terkesan idealis ? Terlalu mengawang-awang, begitu ?

Hmm..Boleh dong idealis. Hidup toh  bukan hanya masalah uang dan popularitas.

Lebih dari itu: Hidup memang benar-benar bukan tentang  fulus  dan nama terkenal.

Begitu bukan, sih ???

17 Mei 2015

20.21 WIB

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun