Mohon tunggu...
Megawati Sorek
Megawati Sorek Mohon Tunggu... Guru - Guru SDN 003 Sorek Satu Pangkalan Kuras Pelalawan Riau

Seorang guru yang ingin menjadi penulis

Selanjutnya

Tutup

Ramadan

"Sombong, Yuk," Ajaknya, "Ini Ramadan Lho!" Jawabku

11 April 2023   14:40 Diperbarui: 11 April 2023   14:50 721
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokpri : Koleksi Foto Megawati Sorek

Pernah terbesit dalam hati, berkata tak terucap, dan mungkin hanya di pikiran saja seperti ini :

Aku lebih baik

Aku lebih berada

Segi rupa aku lebih rupawan

Aku lebih pintar


Aku memiliki jabatan

Aku yang pandai

Aku orang penting

Aku punya jabatan

Aku yang berkuasa

Aku yang modis dan stylis

Aku lebih sehat

Aku lebih sholeh, dan alim

Aku lebih berilmu

Aku lebih berpengalaman

Aku senior

Akulah segalanya

Contoh di atas adalah bujukan setan yang berucap "Sombong, yuk!" Seruan atau ajakan itu akan terus digencarkannya. Begitulah kira-kira, "Sombong, Yuk!" Padahal mungkin si manusianya sudah merasa tawadhu atau rendah hati maka di depan manusia lainnya ia telah terlihat berlaku takabur. Menjaga hati memang sulit, tanpa disadari sikap itu begitu saja hinggap.

Pasti pernahlah ya, terbesit seperti contoh di atas. Disadari atau tidak setan itu begitu lihai memberikan semacam persepsi terhadap diri sendiri. Munculnya rasa merasa diri lebih dan memandang rendah orang lain yang kita sebut dengan kesombongan atau takabur.

Takabur atau sombong  bisa diketahui dari cara memandang, lirikan, sikap, perkataan, senyum sinis, tutur kata, jumlah kata, gerak-gerik, cara berjalan, nada suara, cara duduk, tatapan, berpakaian, tangannya yang mengibas jijik, cara merespon sesuatu bahkan dari tarikan napas.

Kita semua tahu terusirnya setan dari syurga karena sikap takabur atau sombong inilah. Berhakkah kita juga bersikap sombong? kesombongan hanya milik Allah SWT Yang Maha Kaya. Apa yang melekat pada diri hambanya adalah sejatinya hanya titipan yang sewaktu-waktu bisa dicabut dengan mudah oleh Allah SWT. Kita hanya menerima kemurahan dariNya.

Manusia adalah makhluk lemah dan tak berdaya. Tidak layak bagi kita untuk bersikap sombong. Penilaian Allah terhadap umatnya bukanlah pada kekayaan, kekuasaaan, kecantikkan, atau kekuatan. Dalam pandangan Allah SWT manusia itu yang penting tingkat ketaqwaan dan ketaatan , keteguhan hati bersikap berdasarkan Al-Quran dan hadist.

Rasulullah bersabda "Tidak akan masuk syurga siapa yang di dalam hatinya ada kesombongan walau seberat debu."(HR.Muslim)

Mari kita berhati-hati dengan sikap sombong, bangga hati, ujub. Penyakit hati ini akan melahirkan kesengsaraan bagi diri sendiri, di dunia maupun di akhirat. Sikap pamer, sekarang ngetrend dengan istilah flexing yang semakin marak. Kekayaannya dipamerkan ke segala penjuru media sosial. Apapun kegiatan atau hal yang ia nikmati ia posting. Akibatnya tentu banyak mudharatnya. Katakanlah muncul kesenjangan dan kecemburuan sosial, adanya niat jahat dari pelaku kriminal. Belum lagi nantinya akan terkena ain.

Sombong juga tercermin dari sikap yang ingin dipuji serta dikagumi. Tidak suka diberi nasihat, atau kritik dan merasa diri yang paling benar, sikapnya akan menyepelekan orang lain dan cenderung kasar. Pokoknya ia hanya ingin orang fokus kepada dirinya.

"Sombong itu adalah menolak kebenaran dan merendahkan sesama manusia."(HR. Muslim)

Sekarang Ramadan setelah itu lebaran. Persiapannya mulailah bermunculan sesuatu yang baru, pakaian baru dan dengan segala gayanya. Sombong akan hadir tanpa kita sadari, pamer sana-sini menunjukkan "ini lho aku".

Gembira bukan menyambut kemenangan karena berhasil memanfaatkan bulan suci Ramadan sebagai peningkatan amal ibadah. Bukan senang hati karena kembali suci seperti bayi tanpa dosa.

Ramadan seharusnya membuat kita rendah hati dan tidak berlaku sombong. Bukan fokus ke urusan duniawi saja, puasa telah berakhir, berasa bebas dari kungkungan dan merdeka lanjutdengan bergaya hidup hedonisme dan kembali sombong. Wallahua'lam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun