Mohon tunggu...
Medio Podcast Network
Medio Podcast Network Mohon Tunggu... Lainnya - Medio by KG Media

Medio, sebagai bagian dari KG Radio Network yang merupakan jaringan KG Media, hadir memberikan nilai tambah bagi ranah edukasi melalui konten audio yang berkualitas, yang dapat didengarkan kapan pun dan di mana pun. Kami akan membahas lebih mendalam setiap episode dari channel siniar yang belum terbahas pada episode tersebut. Info dan kolaborasi: podcast@kgmedia.id

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Peran Opini di Era Post-Truth: Benarkah Hoaks dan Opini Setara?

19 Januari 2023   20:00 Diperbarui: 19 Januari 2023   20:00 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bijak berpendapat. (Freepik) 

Oleh: Nika Halida Hashina 

Menurut Cambridge Dictionary, opini adalah pemikiran atau keyakinan tentang sesuatu atau seseorang.

Dapat dikatakan bahwa opini merupakan pemikiran individu atau sekelompok orang mengenai suatu hal yang belum diketahui faktanya.

Opini memiliki dua sisi yang berbeda tergantung pada penggunaannya. Jika digunakan untuk membangun narasi yang menggiring orang lain untuk memercayai kebohongan atau hoaks, jelas opini bisa berakibat fatal.

Hal ini dinyatakan sebagai bentuk komunikasi tidak bertanggung jawab. 

Dalam hal ini untuk mempercayai seseorang baik yang diklaim sebagai fakta maupun opini, kita harus terus melakukan pengecekan kebenaran akan pendapat yang disampaikan.

Oleh karenanya, saat ini dikenal juga sebagai era post-truth yaitu ketika fakta-fakta tidak tampak lebih penting dibandingkan opini. 

Menurut kamus Oxford, post-truth menunjukkan keadaan di mana fakta objektif kurang berpengaruh dalam membentuk opini publik dibanding daya tarik emosional dan kepercayaan pribadi.

Terlebih di masa pandemi, saat kualitas hidup sebagian orang menurun akibat terhentinya kebebasan berutinitas, opini publik dalam berbagai aspek menjadi lebih banyak dipercaya dibanding fakta-fakta yang diungkapkan. 

Masifnya penggunaan media sosial, terutama di Indonesia, juga mengakibatkan pewajaran post-truth ini terjadi. Padahal banyak kebohongan hanya untuk menarik simpati warganet.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun